Terungkap Dalang Kerusuhan di Papua, Kelompok & Organisasi Penentang Pemerintah Diduga Jadi Aktor
Dalang kerusuhan di Papua akhirnya terungkap. Kelompok dan organisasi penentang pemerintah diduga menjadi aktor di balik kerusuhan.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Whiesa Daniswara
"Hari ini kondisi Papua dan Papua Barat aman kondusif tenang dan terkendali," ujar Waterpauw, Sabtu (24/8/2019) lalu.
Menurut Waterpauw, negara sangat peduli dengan permasalahan ini dan diharapkan secepatnya tuntas.
"Sekarang persoalan ini langsung diatasi negara dengan mengutus Menkopolhukam, Kapolri dan Panglima TNI ke Papua Barat, sehingga masyarakat dapat langsung menyampaikan pesan-pesannya kepada presiden," ujar dia.
Untuk itu, semua pihak sebaiknya bersabar dengan langkah-langkah yang sudah dijalankan.
"Harapannya semua tetap sabar, tenang dan saling mengalah satu dengan yang lain dama menyikapi persoalan yang sudah terjadi," ucapnya.
Ia juga mengungkapkan, kasus dugaan rasis yang menimpa mahasiswa Papua di Surabaya sedang ditangani oleh Polda Jawa Timur dan Polrestabes Surabaya.
Penuturan Gubernur Papua di Mata Najwa
Saat hadir sebagai narasumber dalam program MataNajwa, Rabu (21/8) malam, Gubernur Papua Lukas Enembe angkat bicara terkait kondisi daerahnya pascakerusuhan di Papua Barat selama dua hari di Manokwari Senin (19/8) dan Fakfak, Rabu (21/8).
Kasus tersebut dipicu adanya penangkapan terhadap 43 mahasiswa Papua di Surabaya dengan tudingan merusak bendera Indonesia, Jumat (16/8/2019).
Lukas meminta aparat yang melontarkan ujaran rasis terhadap mahasiswa Papua ditangkap.
Menurutnya, kasus rasisme terhadap warga Papua sudah berlangsung lama dan berulang.
Ini menyangkut harkat dan martabat orang Papua.
"Karena itu bukan sekali mereka sampaikan. Sudah banyak kali di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Ya pasti mereka tidak terima. Selama orang Papua dihinakan, direndahkan martabatnya, itu pasti mereka ribut," kata Lukas.
Lebih lanjut, Lukas menyatakan dirinya sudah berkomunikasi dengan mahasiswa Papua di Surabaya yang pada akhir pekan lalu mendapatkan persekusi dan ujaran rasis.