Mantan Bupati Talaud Sri Wahyumi Manalip Segera Disidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Mantan Bupati Talaud, Sulawesi Utara, Sri Wahyumi Manalip (SWM) segera disidangkan.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Bupati Talaud, Sulawesi Utara, Sri Wahyumi Manalip (SWM) segera disidangkan.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, Selasa (27/8/2019) pihaknya telah melimpahkan berkas perkara, barang bukti, dan tersangka ke tahap penuntutan.
"Rencana sidang akan dilakukan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang menghadirkan dua tersangka yakni BNL dan SWM (Bupati Kepulauan Talaud)," kata Febri di Gedung KPK Merah Putih Jakarta pada Selasa (27/8/2019).
Ia mengatakan, sejauh ini sudah diperiksa 36 saksi dari berbagai unsur.
Baca: Update Ranking BWF - Duo Ganda Putra Indonesia Masih Kuasai Puncak, Begini Kondisi Sektor Lainnya
Baca: Teriakan Papua Merdeka Terdengar Saat Mahasiswa Tolak Kehadiran Gubernur Lukas
Baca: Ragam Manfaat Bermain di Luar Ruangan Bagi Si Kecil: Butuh Proteksi dari Gigitan Nyamuk
"Saksi yang sudah diperiksa sejauh ini antara lain dari unsur Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud, Kepala Dinas, PNS di lingkungan Kabupaten Kepulauan Talaud, Advokat, dan Swasta," kata Febri.
Diberitakan sebelumnya, Bupati Talaud, Sri Wahyumi Manalip, ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus penerimaan suap terkait proyek revitalisasi pasar di Kabupaten Talaud, yaitu Pasar Lirung dan Beo.
Sri Wahyumi diduga menerima sogokan dengan total Rp 500 juta.
Hadiah yang diterima Sri Wahyumi dari Bernard Hanafi Kalalo (BHK), pengusaha yang juga pemberi, berupa barang mewah dan uang.
Selain Sri Wahyumi, KPK juga menetapkan Benhur Lalenoh (BNL) yang merupakan pengusaha sekaligus tim sukses Bupati serta BHK seorang pengusaha.
Sri Wahyumi diduga menerima hadiah dari kontraktor yang ingin mendapatkan paket pekerjaan di Kabupaten Talaud.
BNL berperan sebagai perantara Sri Wahyumi dan BHK.
Baca: Teriakan Papua Merdeka Terdengar Saat Mahasiswa Tolak Kehadiran Gubernur Lukas
Melalui BNL, Sri Wahyumi meminta fee 10 % kepada BHK sebagai kontraktor dari setiap paket pekerjaan yang diberikan kepada BHK.
Sebagian dari fee tersebut, BHK diminta untuk memberikan sejumlah barang mewah kepada Sri Wahyumi dengan total harga Rp 463.855.000,-.