Apa Saja Risiko Bencana Alam di Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur? Ini Penjelasan BMKG
Apa Saja Risiko Bencana Alam di Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur? Ini Penjelasan BMKG
Penulis: Anugerah Tesa Aulia
Editor: Miftah
Sebelum Jokowi memutuskan untuk pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Timur, pihak BMKG telah beberapa kali dimintai pendapat terkait rencana tersebut.
"Iya, kami diundang beberapa kali pertemuan. Dan setiap ada perkembangan kami laporkan, kan data itu saat pertemuan belum terjadi, begitu ada tambahan data, pembahasannya kan sudah bertahun-tahun sehingga data bertambah terus," pungkasnya.
Baca: Mentan RI Optimistis Sumsel Penyumbang Pangan Nomor Wahid Tahun 2021
Baca: Pengakuan Gibran Tentang Bisnisnya, Mulai Twitwar dengan Kaesang Hingga Tak Baper Pada Haters
Dibalik penjelasan dari Dwikorita terkait bencana di Kalimantan Timur, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Kalimantan, Daryono mengungkapkan beberapa potensi bencana yang ada di Kalimantan Timur.
Menurut Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Kalimantan tidak sepenuhnya terbebas dari gempa.
Pihaknya bahkan menjelaskan ada 3 sesar yang terdeteksi di wilayah Kaltim.
"Secara geologi dan tektonik, di wilayah Provinsi Kaltim terdapat 3 struktur sesar sumber gempa, yakni Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Paternostes," ujar Daryono saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/8/2019).
Lebih jauh lagi, BMKG menjelaskan, Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat terletak di Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur. Sesar tersebut masih menunjukkan tanda-tanda keaktifan.
Sebagai bukti, dalam peta seismisitas, terlihat 2 zona besar ini memiliki aktivitas kegempaan yang cukup tinggi dan membentuk klaster sebaran pusat gempa yang berarah ke barat sampai timur.
Wilayah Kalimantan Timur juga memiliki risiko rawan banjir.
Baca: Hakteknas 2019, BPPT Pamer Inovasi Pangan Pencegah Stunting
Baca: Tersangka Pembunuhan Ayah dan Anak Tersambar Api Saat Membakar Mobil
Hal itu terungkap dalam berita di Kompas.com pada 22 Agustus 2019.
Saat itu, Plh Kapusdatin BNPB Agus Wibowo menjelaskan, risiko rawan banjir tersebut berada di Kabupaten Kutai Kartanegara yang menjadi salah satu area ibu kota baru dan Kota Samarinda.
Lalu, berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Penanggulangan Bencana (BNPB), risiko rawan banjir di wilayah ini terdapat di wilayah yang dekat dengan hulu daerah aliran sungai (DAS).
Selain dua potensi bencana tersebut, disampaikan Kepala Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko, di Kalimantan Timur juga menyimpan potensi bencana lain, yakni kebakaran dan penggundulan hutan.
Disebutkan, lahan hijau di wilayah ini berkurang cukup signifikan.
Penggundulan hutan ini menyebabkan banyaknya banjir yang terjadi di Kaltim.
Potensi bencana lain adalah hutan di provinsi ini pun berkurang akibat pembakaran sehingga menyebabkan asap.
Sementara itu, pada 2018 BMKG mencatat wilayah Kaltim menjadi salah satu yang rawan bencana kebakaran hutan dan lahan.
(Tribunnews.com/Anugerah Tesa Aulia) (Kompas.com/Diamanty Meiliana)