Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Moeldoko Sebut Gugurnya Satu TNI di Papua Akibat Provokator

"Kami itu bermain dibatas psikologi. Jadi kita juga harus ukur dengan baik, tidak boleh emosional," kata Moeldoko

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Moeldoko Sebut Gugurnya Satu TNI di Papua Akibat Provokator
Seno Tri Sulistiyono/Tribunnews.com
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko 

Bahkan, lanjut Letkol Eko Daryanto, 10 pucuk senjata api laras panjang jenis SS1 V2 lenyap dirampas massa.

“Ada yang rampas senjata api milik anggota di lapangan, 10 pucuk hilang,” ujar Kapendam dalam keterangan pers yang diterima, Rabu (28/8/2019).

Letkol Eko Daryanto mengatakan, perampasan senjata terjadi saat massa menyerang aparat keamanan.

“Aparat terdesak dan massa merampas senjatanya,” kata Kapendam.

Sementara, aparat yang tewas dan terluka serta demonstran yang terluka sudah dievakuasi dari lokasi kejadian menuju Paniai.

“Telah tiba di RSUD Paniai, korban dari demonstrasi bertema rasisme di wilayah Distrik Waghete Kab. Deiyai,” ujarnya.

Adapun identitas korban berasal dari 2 institusi yaitu dari TNI dan Polri sebagai berikut:

Berita Rekomendasi

TNI Serda Ricson (meninggal dunia dengan luka bagian kepala terkena senjata tajam/sejenis parang dan luka panah pada bagian kepala), Sertu Sunendra (terkena panah pada bagian belakang dan punggung sebelah kanan, Serka Arif Y (terkena luka senjata tajam/sejenis parang di bagian kepala dan pelipis).

Baca: Serda Rikson, Anggota TNI AD yang Gugur dalam Rusuh di Deiyai Papua Dievakuasi ke Nabire

Anggota POLRI yang terluka, Bripda Dedi (terkena panah pada bagian leher), Bripka Rifki (terkena panah pada bagian tangan kiri), Barada Akmal (terkena panah di bagian punggung belakang).

“Direncanakan besok akan di evakuasi ke Nabire atau Timika menggunakan Pesawat terbang atau pun Helikopter,” kata Eko Daryanto.

Kronologi kejadian

ILUSTRASI - Ikatan Mahasiswa Se-Tanah Papua-Jawa Barat, Aliansi Mahasiswa Papua, dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua menggelar unjuk rasa menyikapi isu yang berkembang pasca-terjadinya dugaan tindakan rasis di Jawa Timur, di depan Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/8/2019). Dalam aksi tersebut, mereka menyuarakan 18 poin tuntutan, satu di antara tuntutannya adalah mengutuk pelaku pengepungan asrama Kamasan Papua di Surabaya dan penyerangan aksi damai di Malang serta tangkap dan adili aktor intelektual pengepungan dan penyerangan tersebut. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
ILUSTRASI - Ikatan Mahasiswa Se-Tanah Papua-Jawa Barat, Aliansi Mahasiswa Papua, dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua menggelar unjuk rasa menyikapi isu yang berkembang pasca-terjadinya dugaan tindakan rasis di Jawa Timur, di depan Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/8/2019). Dalam aksi tersebut, mereka menyuarakan 18 poin tuntutan, satu di antara tuntutannya adalah mengutuk pelaku pengepungan asrama Kamasan Papua di Surabaya dan penyerangan aksi damai di Malang serta tangkap dan adili aktor intelektual pengepungan dan penyerangan tersebut. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Dilansir Tribun Timur, satu anggota TNI dikabarkan tewas terkena panah dan sabetan parang.

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Mabes Polri mengonfirmasi tewasnya seorang personel TNI Angkatan Darat dalam baku tembak dengan kelompok kriminal bersenjata di wilayah Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).

Selain itu, lima personel Polri juga dilaporkan terluka.

Baca: Serda Rikson, Anggota TNI AD yang Gugur dalam Rusuh di Deiyai Papua Dievakuasi ke Nabire

Baca: UPDATE Baku Tembak di Deiyai, Papua, Kondisi Terkini hingga Seorang Anggota TNI AD Tewas

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas