Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

MAKI Sebut Kritikan Wadah Pegawai KPK Sebagai Bentuk Kekhawatiran Jagoannya Tidak Lolos

Koordinator MAKI Boyamin Saiman berpendapat WP KPK dan Koalisi Masyarakat Sipil juga khawatir calon dari kepolisian dan kejaksaan akan lolos.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Adi Suhendi
zoom-in MAKI Sebut Kritikan Wadah Pegawai KPK Sebagai Bentuk Kekhawatiran Jagoannya Tidak Lolos
Vincentius Jyestha/Tribunnews.com
Koordinator MAKI, Boyamin Saiman 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) menduga kritikan yang dilontarkan Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi atau WP KPK beserta Koalisi Masyarakat Sipil berkaitan dengan dukungan terhadap calon tertentu.

Kritikan dilontarkan WP KPK terkait sejumlah calon dari Polri dan Kejagung yang dianggap memiliki rekam jejak buruk.

Koordinator MAKI Boyamin Saiman berpendapat WP KPK dan Koalisi Masyarakat Sipil juga khawatir calon dari kepolisian dan kejaksaan akan lolos menjadi pimpinan KPK.

"Jadi masih banyak yang didukung WP KPK, hanya memang harus diakui WP sangat tidak nyaman dengan capim yang berasal dari Kepolisian," kata Boyamin, Kamis (29/8/2019).

Dari 20 nama yang lolos hingga tahap tes profil asessment, hanya dua calon dari internal KPK yang lolos yakni, Alexander Marwata dan Sujanarko.

Baca: Jokowi Sambangi Bandara Internasional di Kulonprogo, Pembangunannya Disebut Sangat Cepat

Baca: Satu Bulan Lagi Menikah, Pria Ini Menyanyikan Lagu Pernikahan di Pemakaman Kekasihnya

Baca: Electric Jakarta Marathon Edisi Ketujuh Siap Manjakan Pelari

Namun, WP KPK dan Koalisi Masyarakat Sipil disebut menjagokan capim dari internal KPK Sujanarko dan akademisi yang juga pendiri Malang Corruption Watch Luthfi Jayadi Kurniawan.

Berita Rekomendasi

Sejumlah nama dari internal KPK sebelumnya dinyatakan gugur yakni Basaria Pandjaitan, Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi Mohammad Tsani Annafari, Pahala Nainggolan, dan La Ode M Syarif.

Selain itu, calon dari KPK yang gagal yakni, Kepala Biro SDM Chandra Sulistio Reksoprodjo, Tim Stranas Pencegahan Korupsi KPK Dedi Haryadi dan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pelayanan Masyarakat KPK, Giri Suprapdiono.

Bila dilihat, hanya dua calon dari KPK yang lolos di 20 besar.

Baca: Pasang Status Janda di Facebook, Istri Dibunuh Suami

Baca: PM Inggris bekukan parlemen jelang Brexit: Perampokan demokrasi, petisi publik, hingga pound anjlok

Kata Boyamin, patut diduga, WP KPK dan koalisi khawatir.

"Kalau sekarang istilahnya khawatir calon tersisa akan tidak masuk 10 besar," ujarnya.

Namun, kata dia, di luar internal KPK, ada sejumlah nama yang juga menjadi jagoan WP KPK dan koalisi sipil, seperti Supardi dan hakim Nawawi Pomalonga.

"Supardi meskipun Jaksa tetap dapat dukungan WP karena pernah bertugas di KPK yang dinilai cukup baik dan kredibel," paparnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas