Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejumlah Fakta Kerusuhan di Deiyai Papua, Jumlah Korban Kedua Belah Pihak hingga Rampas Senjata TNI

Simak sejumlah fakta kerusuhan yang terjadi di Deiyai, Papua pada Rabu (28/8/2019), terkait kasus rasisme yang terjadi pada mahasiswa Papua.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
zoom-in Sejumlah Fakta Kerusuhan di Deiyai Papua, Jumlah Korban Kedua Belah Pihak hingga Rampas Senjata TNI
Istimewa
Simak sejumlah fakta kerusuhan yang terjadi di Deiyai, Papua pada Rabu (28/8/2019), terkait kasus rasisme yang terjadi pada mahasiswa Papua. 

4. Adanya Provokator

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ditemui di Markas PP PA GMNI, Cikini, Jakpus, Senin (22/7/2019).
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ditemui di Markas PP PA GMNI, Cikini, Jakpus, Senin (22/7/2019). (Rizal Bomantama/Tribunnews.com)

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai ada provokator yang masuk saat massa menggelar demontrasi.

"Ya memang ada (provokator). Jadi sering saya katakan memang poros gerakan politiknya sedang masif, sekarang betul-betul sedang masif," ujar Moeldoko di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.

Menurut Moeldoko, terjadinya gejolak di Papua ini tidak terlepas dari peran dua kelompok, yaitu poros politik dan poros bersenjata yang melakukan pergerakan.

Baca: Terkini Bentrok di Deiyai Papua: 2 Warga Sipil Tewas, 6 Anggota TNI-Polri jadi Korban, 1 Orang Gugur

Baca: Kabar Rusuh di Papua Terkini, Keterlibatan KKB hingga Jumlah Korban

Kedua kelompok tersebut sekarang sudah sulit menghasut masyarakat Papua setelah pemerintah membangun berbagai infrastrutur.

"Pembangunan yang masif di Papua itu maka kecemasan yang dihadapi oleh mereka (dua poros) adalah dia tidak bisa lagi membohongi rakyat."

"Dia tidak bisa lagi membohongi dunia luar, Papua itu begini, begini," papar Moeldoko.

Berita Rekomendasi

Moeldoko menambahkan, penanganan aparat kepolisian dan TNI akan dilakukan secara terukur dan tidak secara emosional yang akhirnya bertindak tidak terkontrol.

"Karena kalau kita ikut larut dalam emosi, maka langkah tindakan menjadi tidak terkontrol."

"Memang sengaja diprovokasi untuk itu, tujuannya apa, agar kami melakukan tindakan."

"Apalagi angkatan bersenjata seperti TNI atau Polri itu sangat diharapkan. Ada korban baru digulirkan," kata Moeldoko.

(Tribunnews.com/Whiesa/Seno Tri Sulistiyono)(Kompas.com/Devina Halim)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas