Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Butuh Sosok Komprehensif untuk Daya Ungkit Pertumbuhan Ekonomi Sektor Kelautan

Peningkatan kualitas SDM sangat relevan dan sudah saatnya ewujudkan SDM unggul dengan melakukan akselerasi dan bersinergi

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Butuh Sosok Komprehensif untuk Daya Ungkit Pertumbuhan Ekonomi Sektor Kelautan
SERAMBI INDONESIA DAILY/SERAMBI/BUDI FATRIA
Boat nelayan tertambat di Pelabuhan Perikanan Samudera, Lampulo, Banda Aceh 

“Ini pekerjaan rumah Pak Jokowi yang berat. Karena, selain akan banyak biaya yang menjadi beban negara, juga karena Indonesia masih mengalami tempaan eknomi dari faktor eksternal dan internal. Tetapi saya yakin, dengan sinergi yang berkesinambungan dan berkelanjutan dari hulu ke hilir akan menjadi probem solving terbaik,” kata Faisal.

Baca: Dorong Kemajuan Sektor Kelautan dan Perikanan, Kini Hadir Asuransi Budidaya Udang dan Ternak Lele

Ketika ditanya komentarnya tentang Kelautan, Perikanan dan Kemaritiman, Faisal yang pernah bergabung di Econit Advisory Group ini mengatakan, salah satu kekuatan besar Indonesia adalah potensi laut yang luar biasa.

Tetapi hal ini, tidak memiliki arti besar, jika kita tidak memiliki sosok yang konprehensif untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi agar bisa melejit lebih dari 5 persen.

“Sayangnya, dari perikanan terutama ketenagakerjaan nelayan sering kali menjadi tenaga kerja yang tidak dipandang dan tidak memiliki daya saing unggul,” ujar Faisal.

“Padahal kita bisa mewujudkan memiliki nelayan sebagai SDM unggul dan berinovasi yang siap menuju industri 4.0. Caranya ya sinergi yang dilakukan pemerintah dari hulu ke hilir, sehingga bisa memiliki para nelayan sebagai tenaga kerja yang berdaya saing unggul,” papar dia.

Menurut Faisal yang juga menjadi tenaga profesional di berbagai lembaga internasional seperti World Bank, United Nation Population Fund dan Sekretariat ASEAN ini dalam bidang Kelautan, Perikanan dan Kemaritiman menjadi daya ungkit untuk mendorong dan meningkatkan pertumbuhan Ekonomi Indonesia.

“Karena itulah dibutuhkan sosok atau tokoh yang Komperhensif yaitu memiliki aspek Kapabel, Berjiwa Leadership, Berani, Berpengalaman atau Pakar di bidangnya,Memiliki Program, memiliki Kemampuan Teknis Manajemen dan sebagainya,” ujar Faisal.

Baca: Nelayan Desa Girimas Hilang Saat Pulang Melaut

Berita Rekomendasi

“Saya melihat sosok Ibu Susi Pujiastuti memang berani, memiliki ledaership dalam hal pengamanan teritorial. Tetapi bidang Kelautan, Perikanan dan Kemaritiman bukan soal ini semata. Bu Susi bisa kuat dengan pengamanan teritorial, tetapi ada hal utama juga mengenai pengelolaan, meningkatkan produktivitas, pengelolaan, daya saing dan sebagainya,” kata Faisal.

Penyuka seni kaligrafi dan melukis ini juga berpendapat tentang adanya beberapa tokoh lama yang dinilai pas atau tepat di bidang Kelautan, Perikanan dan Kemaritiman.

“Saya tidak berkompeten menyebutkan tentang tokoh yang akan jadi menteri. Pada sosok Pak Rokhmin, saya melihat beliau memiliki kemampuan kepakaran, berpengalaman dan berpengetahuan mumpuni di bidangnya. Namun, memang harus dilihat lagi, apakah sosok atau tokoh yang belakangan namanya muncul, termasuk Pak Rokhmin akan banyak masukan dari berbagai pihak termasuk hak preogatif Presiden Jokowi yang mwmutuskan para pembantunya,” kata Faisal panjang lebar.

Pria asal Kalimantan Timur ini juga meyakini untuk bidang ekonomi, kelaiutan dan sebagainya harus diisi oleh tokoh-tokoh yang seperti disebutkan tadi termasuk mengerjakan dan mewujudkan multi agenda dan program pada lima tahun ke depan.

Sementara itu Samsul B. Ibrahim, Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Teman Jokowi mengatakan, kondisi sosial ekonomi yang ada di Indonesia memiliki banyak masalah dalam hal pengangguran dan kemiskinan, ketimpangan sosial, disparitas pembangunan antar wilayah, penderita gizi buruk, daya saing dan indek Pembangunan Manusia (IPM) rendah serta kerusakan lingkungan.

“Kita butuh sosok konprehensif yang mengerti detail persoalan ekononomi dan kelautan,” kata Samsul.

Pria asal Aceh ini, mengutip Prof. Rokhmin Dahuri tentang Indonesia yang belum maju dan sejahtera hingga saat ini yang disebabkan pertumbuhan ekonominya masih rendah yaitu masih di bawah tujuh persen pertahun.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas