Hindari Konflik Horizontal Pascarusuh, Aparat TNI-Polri Patroli Besar-besaran di Jayapura
“Untuk mencegah terjadinya konflik horizontal. Kami sudah melakukan penyekatan," katanya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Jumat (30/8/2019) ini, Aparat gabungan TNI-Polri menggelar patroli besar-besaran pascakerusuhan yang terjadi di Jayapura, Papua, Kamis (29/8/2019) kemarin.
Patroli tersebut guna mencegah adanya konflik horizontal di Kota Jayapura.
Baca: Jokowi Panggil Sejumlah Menteri Malam-malam Gelar Rapat Terbatas Bahas Gejolak di Papua
Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Albert Rodja mengungkapkan, kondisi di Kota Jayapura secara umum saat ini sudah kondusif.
Namun masih ada sekelompok masyarakat yang berjaga-jaga di lingkungan tempat tinggal mereka masing-masing.
“Untuk mencegah terjadinya konflik horizontal. Kami sudah melakukan penyekatan, bagi masyarakat orang asli Papua dan masyarakat pendatang atau nusantara," katanya ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler, Jumat (30/8/2019) malam.
"Selain itu, kami juga memberikan imbauan-imbauan melalui jalur agama maupun fungsi Binmas,” katanya.
Rodja yang pernah menjabat kapolda Papua Barat itu menegaskan, patroli skala besar gabungan Polri dan TNI malam ini akan digelar.
“Saya meminta masalah ini agar diserahkan kepada aparat TNI dan Polri. Malam ini kita gelar patroli skala besar, untuk mencegah masalah ini meluas,” ujarnya.
Dia menegaskan, saat ini sudah ada 1200 BKO Pasukan Brimob dari Kelapa II Depok, Kalimantan Tengah dan Timur, berada di Kota Jayapura, untuk membantu menciptakan rasa aman bagi masyarakat.
“1.200 personel BKO Brimob sudah berada di sini untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Bahkan, kita juga kedatangan pasukan dari TNI dari Kostrad 501 dan Marinir, untuk membeck up kami,” pungkasnya.
Baca: Polri Petakan Warga Pantai dan Gunung di Papua pasca-Rusuh di Jayapura, Ini Alasannya
Rodja mengharapkan, agar kelompok masyarakat yang bertikai, untuk mempercayakan permasalahan ini kepada Polri dan TNI.
“Kami meminta kepada masyarakat Nusantara atau pendatang dan dari Papua, untuk bersama-sama kita menjaga Papua ini tetap dalam kondisi damai,” pintanya.
Aktor provokasi
Sebelumnya, Rodja mengungkapkan penyebab ribuan pengunjuk rasa di Kota Jayapura, Papua, bertindak brutal dan anarkistis, Kamis (29/8/2019).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.