Bantu Perdamaian di Papua, Putri Gus Dur Lakukan Dialog dengan Sejumlah Tokoh Papua
Keluarga Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) membantu perdamaian di Papua melalui dialog bersama para tokoh Papua
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Otonomi Khusus Papua sendiri, dia menilai, hingga kini masih belum terimplementasikan dengan baik.
Karena itu, menurut dia, harus ada roadmad atau rencana aksi yang jelas ke depan untuk menyelesaikan masalah Papua.
"Bagaimana solusi jangka panjang, menengah dan solusi jangka pendeknya, itu harus ada jelas," jelasnya.
Merasa ditipu
Sekira 300 orang peserta aksi unjuk rasa berujung rusuh dan anarkis di Jayapura, Papua, Kamis (29/08/2019), merasa ditipu koordinator aksi massa.
Atas hal tersebut mereka pun secara sadar berkomitmen tidak akan lagi ikut dalam aksi demonstrasi dalam bentuk apapun.
Massa yang berasal dari masyarakat pegunungan atau Wamena itu sempat bersembunyi di kompleks kelurahan Numbay, Distrik Jayapura Selatan, Minggu (1/9/2019) sore pukul 14.30 WIT.
Mereka menyampaikan penyesalan dan merasa ketakutan untuk kembali ke tempat tinggal mereka masing-masing di wilayah Abepura dan Waena.
Baca: Kenapa Remaja Putri Butuh Tablet Tambah Darah?
Baca: Jadi Politikus Senayan Termuda, Hillary Berharap Duduk di Komisi X atau III DPR, Ini Alasannya
Baca: Satu Keluarga Sampai Menangis dan Bersujud di depan Hotman Paris, Si Anak Bikin Hotman Tak Nyaman
Kapendam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel CPL Eko Daryanto mengatakan 300-an orang yang merupakan bagian dari massa pendemo sepakat untuk tidak mau lagi ikut-ikutan aksi demo massa dalam bentuk apapun.
"Kelompok massa pendemo ini merasa telah ditipu oknum yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan isue rasisme," kata Eko dalam keterangannya, Minggu (1/9/2019).
Eko mengatakan, selama 3 hari mereka bersembunyi di wilayah sekitar Kelurahan Numbay karena tidak berani kembali ke daerah Abepura dan Waena takut mendapat aksi balasan dari masyarakat yang telah menjadi korban aksi penjarahan, pembakaran, pelemparan maupun perusakan di sepanjang jalan Waena-Jayapura.
"Pada hari Minggu siang, perwakilan kelompok yang sebagian besar berasal dari Wamena tersebut menemui Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Papua, Desman Kogaya, untuk memohon bantuan agar diberikan jaminan keamanan dan angkutan dalam proses mereka kembali ke daerah Abepura dan Waena," kata Eko.
Baca: Bus Rombongan Olimpiade Matematika asal Indonesia Sempat Terhalang Unjuk Rasa di Hong Kong
Baca: Omid Nazari Unggah Foto setelah Bawa Persib Bandung Menang, Langsung Banjir Pujian dari Bobotoh
Baca: Kisah Pilu Pemain Baseball, Tiga Orang Tercintanya Dibunuh Saudara Sendiri
Eko melanjutkan, selanjutnya Desman Kogoya menghubungi Kodam XVII/Cenderawasih dan perwakilan Komnas HAM wilayah Papua sebagai mediator.
"Asintel Kasdam Kolonel Inf JO Sembiring sebagai perwakilan dari Kodam XVII/Cenderawasih dan Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramanday, melakukan mediasi dan negosiasi untuk memberikan solusi terbaik guna proses evakuasi terhadap 300-an orang dalam rangka evakuasi pemulangan dan pengamanan agar terhindar bentrok susulan antar kelompok massa khususnya di wilayah Jayapura," kata Eko.