Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ingin Pacu Wisman ke Borobudur, Tim Quick Win Usul Empat Langkah Strategis ke Presiden

Kunjungan wisman ke Borobudur bisa dibilang minim. Apalagi jika dibandingkan dengan Angkor Wat, candi di Kamboja

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Ingin Pacu Wisman ke Borobudur, Tim Quick Win Usul Empat Langkah Strategis ke Presiden
IST
Presiden Jokowi bersama ibu negara Iriana saat berkunjung ke Candi Borobudur beberapa waktu lalu. 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTATim Quick Win 5 Destinasi Super Prioritas mengusulkan empat langkah strategis kepada Presiden Jokowi untuk mengakselerasi kunjungan wisatawan ke Borobudur.

”Presiden Jokowi ingin lima destinasi super prioritas, termasuk Borobudur, benar-benar bisa menjadi pengungkit kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) untuk menggerakkan ekonomi rakyat dan mendulang devisa guna mengurangi current account deficit. Kunjungan wisman ke lima destinasi super prioritas harus tumbuh eksponensial, jangan lagi linear,” ujar Ketua Tim Quick Win 5 Destinasi Super Prioritas, Irfan Wahid dalam pernyataannya kepada wartawan, Senin (2/9/2019).

Kunjungan wisman ke Borobudur bisa dibilang minim.

Apalagi jika dibandingkan dengan Angkor Wat, candi di Kamboja yang sama-sama menyandang status UNESCO World Heritage Site.

Dalam setahun, Borobudur yang merupakan candi Buddha terbesar di dunia dikunjungi sekitar 300.000 wisman.

Adapun Angkor Wat dikunjungi 2,9 juta wisman.

”Artinya, kinerja Angkor Wat hampir 10 kali lebih efektif mendatangkan wisman dibanding kinerja kita dalam memoles Borobodur,” ujarnya.

Berita Rekomendasi

Irfan mencatat lima masalah utama terkait pengembangan Borobudur, yaitu penataan kawasan, minimnya atraksi malam hari, minimnya informasi destinasi sekitar Borobudur, minimnya pilihan kuliner, dan minimnya pilihan transportasi.

Irfan pun mengusulkan empat langkah strategis kepada Presiden Jokowi, yang kemudian direspons baik.

Pertama, penataan kawasan agar Borobudur kian menarik untuk dikunjungi, termasuk membangun suasana “kesakralan”.

Pendekatan dipecah dengan menggunakan sensory-based model untuk memperkuat tourist experience.

Mencakup touch, smell, sight, sound, dantaste dengan atmosfir destinasi yang sakral.

Situasi saat ini masih lemah pada aspek sound, smell, dan taste.

Taste diperkuat dengan sacre-gastronomi di desa-desa sekeliling candi, yang memperkuat industri gastronomi dengan tema sakral.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas