Gubernur Maluku Nyatakan Perang pada Menteri Susi, Merasa Kesal hingga Mendagri Tak Masalah
Gubernur Maluku nyatakan perang pada Menteri Susi, merasa kesal hingga Mendagri merasa tak masalah.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Gubernur Maluku nyatakan perang pada Menteri Susi, merasa kesal hingga Mendagri merasa tak masalah.
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Maluku, Murad Ismail, menyatakan perang pada Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Apa yang menjadi penyebabnya? Lantas, bagaimana tanggapan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)?
Pernyataan perang Murad Ismail terhadap Susi Pudjiastuti disampaikan saat acara pengambilan sumpah dan pelantikan jabatan sekretaris daerah Maluku di kantor Gubernur Maluku, Ambon pada Senin (2/9/2019).
"Ini supaya kalian semua tahu. Kita perang,” tegas Murad, seperti dilansir Kompas.com.
Baca: Sri Mulyani Disuguhi Air Mineral Botol Plastik, Menteri Susi Pudjiastuti Beri Protes Keras
Baca: Kompak, Begini Reaksi Menteri Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti Saat Disuguhi Air dalam Botol Plastik
Dirangkum Tribunnews dari Kompas.com, berikut fakta mengenai pernyataan perang Gubernur Maluku terhadap Susi Pudjiastuti:
1. Merasa kesal pada Susi
Pernyataan perang yang disampaikan Gubernur Maluku, Murad Ismail, bermula dari adanya kebijakan moratorium yang diberlakukan Susi Pudjiastuti.
Tercatat, sebanyak 1.600 kapal berada di Laut Aru sejak adanya moratorium itu.
Namun, tidak ada satupun ABK asal Maluku yang dipekerjakan di kapal-kapal tersebut.
Murad menilai, kebijakan tersebut merugikan Maluku.
Masih berdasarkan penuturan Murad Ismail, setiap bulan Kementerian Kelautan dan Perikanan mengangkut ikan dari perairan Arafuru untuk diekspor.
“Setiap bulan ada sekitar 400 kontainer ikan yang digerus dari Laut Aru kemudian diekspor yang juga dari luar Maluku,” ungkap Murad Ismail.
Sebelum adanya moratorium, ada uji mutu yang dilakukan di daerah.