Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Berkabung Nasional BJ Habibie Wafat, Warga Diminta Pasang Bendera Setengah Tiang

BJ Habibie wafat, hari berkabung nasional selama tiga hari. Warga diminta memasang bendera setengah tiang.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Hari Berkabung Nasional BJ Habibie Wafat, Warga Diminta Pasang Bendera Setengah Tiang
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
BJ Habibie wafat, Rabu (11/9/2019), hari berkabung nasional selama tiga hari. Warga diminta memasang bendera setengah tiang. 

BJ Habibie wafat, hari berkabung nasional selama tiga hari. Warga diminta memasang bendera setengah tiang.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia, Rabu (11/9/2019).

Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 itu meninggal akibat penyakit yang dideritanya.

Kabar meninggalnya Habibie dipastikan putra Habibie, Thareq Kamal Habibie.

BJ Habibie meninggal dunia pukul 18.05 WIB.

Menurut Thareq Kemal Habibie, ayahnya wafat karena faktor usia dan masalah pada jantungnya.

"Karena penuaan itu, organ-organ tubuh mengalami degradasi, menjadi tidak kuat lagi, jantungnya menyerah," kata Thareq Kemal.

Baca: Mendagri : BJ Habibie Sosok Teknokrat Kelas Dunia

Baca: BJ Habibie Meninggal Dunia, Ini Profil Lengkapnya: Di Jerman Jadi Direktur MBB Hamburg

Berita Rekomendasi

Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno mengatakan, hari berkabung nasional ditetapkan selama tiga hari, hingga Sabtu (14/9/2019).

Pratikno
Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno (Seno Tri Sulistiyono/Tribunnews.com)

Selama tiga hari tersebut, ia mengimbau warga serta sejumlah kantor, lembaga negara, baik di dalam maupun luar negeri untuk mengibarkan bendera setengah tiang.

"Kami mengajak kantor-kantor, lembaga negara, di dalam dan di luar negeri untuk mengibarkan bendera setengah tiang," kata Pratikno dari siaran langsung TVOne.

Pratikno juga menyampaikan, Habibie akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata di samping makam sang istri, Hasri Ainun Besari.

Baca: Tak Sempat Bertemu Untuk Terakhir Kalinya, Jokowi Tiba di RSPAD 5 Menit Setelah BJ Habibie Wafat

Baca: BJ Habibie Meninggal, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto Sampaikan Duka Cita

Riwayat Penyakit BJ Habibie

Sepanjang perjalanan BJ Habibie semasa hidup, kerap kali mendapatkan perawatan intensif.

Terakhir sebelum tutup usia, BJ Habibie dirawat intensif oleh Tim Dokter Kepresidenan (TDK) di RSPAD Gatot Soebroto.

Ketua Tim Dokter Kepresidenan (TDK) Prof dr Azis Rani dalam keterangan resminya menyebutkan BJ Habibie masuk RSPAD sejak 1 September 2019.

Sebanyak 44 dokter kepresidenan disiapkan untuk menangani kondidi BJ Habibie.

Namun, hingga saat ini belum ada informasi mengenai penyakit yang diderita Habibie.

Berikut ini riwayat sakit BJ Habibie dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:

1. Infeksi bakteri

Mengutip dari Kompas.com, pada Maret 2016, BJ Habibie sempat menjalani perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto.

BJ Habibie mengalami demam selama beberapa hari.

Direktur Habibie Centre saat itu, Rahimah Abdulrahim mengatakan, demam yang dialami Habibie disebabkan karena adanya infeksi bakteri.

Saat itu, Habibie terus diperiksa secara rutin pagi dan sore.

Ia juga diberikan antibiotik oleh dokter.

2. Bronkitis

Mengutip dari chanel YouTube BeritaSatu, pada November 2017, BJ Habibie sempat menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto karena menderita bronkitis.

3. Klep jantung bocor

Pada Maret 2018, BJ Habibie dirawat di rumah sakit di Jerman karena mengalami masalah pada klep jantung.

Awalnya Habibie mengalami sesak napas.

Ia kemudian dibawa ke Klinik Starnberg di Muenchen.

Hal ini disampaikan oleh sekretaris pribadi Habibie, Rubijanto.

Rubijanto sempat berbicara melalui sambungan telepon dengan Habibie pada Kamis (1/3/2019).

"Dengan suara parau beliau menjelaskan bahwa pada awalnya sulit dan sesak bernapas yang terjadi pada Selasa," katanya dalam keterangan tertulis dikutip dari Kompas.com.

Setelah diperiksa oleh tim dokter, Habibie mengalami kebocoran pada klep jantungnya.

Kebocoran tersebut menyebabkan adanya penumpukan air di paru-paru.

Bahkan penumpukan mencapai 1,5 liter yang membuat BJ Habibie sulit bernapas.

Tekanan darahnya pun menjadi tinggi.

"Tensi (tekanan darah) meningkat sampai 180 atas," tambah Rubijanto.

Habibie kemudian menjalani operasi jantung dengan metode canggih.

Selain beberapa penyakit tersebut, Habibie juga kerap dirawat di rumah sakit akibat kelelahan.

Pada Oktober 2014, Habibie sempat dilarikan di IGD RS Borromeus, Kota Bandung.

Habibie diduga mengalami kelelahan setelah menghadiri acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden saat itu.

Pada Agustus 2018, Habibie juga dirawat di RSPAD Gatot Soebroto karena kelelahan akibat padatnya aktivitas.

Saat itu, Habibie sibuk menghadiri sejumlah kegiatan.

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Siti Nurjannah Wulandari/Miftah/Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas