Kata Eks Menpora Soal Penetapan Tersangka Imam Nahrawi
Roy yang juga pernah menjabat Menpora merasa prihatin dengan penetapan tersangka tersebut.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Demokrat, Roy Suryo angkat bicara terkait penetapan tersangka Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) karena dugaan kasus korupsi.
Roy yang juga pernah menjabat Menpora merasa prihatin dengan penetapan tersangka tersebut.
"Yang pertama saya tentu sangat prihatin ya, karena untuk kedua kalinya kasus yang engga sama sih, tapi mirip, terjadi di kantor Kemenpora persis sebelum saya, saya waktu itu menggantikan Mas Andi Alfian Mallarangeng, kemudian sekarang dianu oleh Imam," ujar Roy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (19/9/2019).
Menjabat Menpora kata Roy, harus selalu waspada. Banyak hal yang berpotensi menjerumuskan pada prilaku korup.
Baca: Dirjen PAS: Kami Kelompok Rentan Terpapar Penyakit
"Sebenarnya di Kemenpora itu harus banyak belajar, harus sangat mewaspadai karena katakan lah jebakan, orang mengatakan peluang semacam itu bisa terjadi," katanya.
Apalagi menurutnya Kemenpora membidangi dua macam kegiatan, yakni olahraga dan kepemudaan. Dua bidang tersebut menangani sejumlah anggara.
Pada bidang olahraga misalanya, Kemenpora menangani anggaran untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia ( KONI),Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Satlak Prima, pesta olahraga, Sea Games, Asian Games, dan lainnya. Semakin banyak anggaran yang ditangani semakin banyak peluang korupsi.
"Meskipun anggaran Kemenpora sendiri sebenarnya tidak terlalu besar. Zaman saya anggarannya hanya sekitar 1,7 triliun, sekarang jauh lebih besar. Tap kalau kemudian ada event olahraga, misalnya ada Sea Games atau Asian Games itu tentu ada yang lain, dan di situlah bisa peluang muncul," katanya.
Sementara itu pada bidang kepemudaan. Pengalaman ia sebagai menteri, sangat banyak proposal kepemudaan yang masuk ke Kemenpora. Kementerian harus benar-benar jeli proposal mana yang harus diproses, sehingga tidak bermasalah di kemudian hari.
"Sekali lagi saya sangat prihatin dan sangat menyayangkan itu terjadi. Apalagi melihat prestasi olahraga yang, saya objektif ya, di tangan yunior saya ini, di tangan Cak Imam ini agak lumayan. Meskipun di awal kita sempet tahu ada PSSI sampai harus dibekukan, tapi kita lihat sekarang (sepakbola) u16, u19 sudah mulai tumbuh," katanya.