Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penanganan Karhutla: Riau Mulai Hujan Rintik, Kalteng Alami Hujan Deras

Saat itu, potensi awan yang dibutuhkan untuk proses penyemaian garam atau Natrium Klorida (NaCl) masih belum terlihat tumbuh secara baik.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Penanganan Karhutla: Riau Mulai Hujan Rintik, Kalteng Alami Hujan Deras
Tribunnews.com/Fitri Wulandari
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, saat ditemui di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (19/9/2019). 

"Kondisinya hampir sama dengan Riau, namun di Kalteng itu sudah mulai menghasilkan hujan rintik-rintik, termasuk di sekitar Bandara (Tjilik Riwut)," tegas Hammam.

Bahkan intensitasnya pun cukup lebat, "Kemarin sore itu Kalteng itu hujannya udah sedang dan deras,".

Berdasar pada laporan yang ia terima, saat ini memang telah tumbuh potensi awan pada ketinggian sekitar 8.000 hingga 11.000 kaki.

Namun awan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat untuk dilakukannya penyemaian garam dalam memunculkan hujan buatan.

"Laporan flight scientist kami bahwa awan telah tumbuh bagus di atas 8.000 sampai 11.000 kaki, tapi pada saat ke bawah itu keropos, jadi buyar lagi awannya," pungkas Hammam.

Hingga saat ini, BPPT bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terus mengoptimalkan operasi TMC yang tidak hanya mencakup provinsi Riau saja, namun juga beberapa wilayah terdampak karhutla lainnya di tanah air, seperti sejumlah provinsi di Kalimantan.

Perlu diketahui, operasi TMC dapat dilakukan jika masih adanya awan, awan tersebut merupakan objek untuk penyemaian garam demi memunculkan hujan buatan.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas