16 Warga Sipil Tewas, Ribuan Orang Mengungsi ke Mapolres dan Kodim Jayawijaya
3.000 warga Wamena mengungsi di Kantor Polres Jayawijaya. Mereka mengungsi karena takut terjadi kerusuhan susulan dan kehilangan tempat tinggal.
Editor: Dewi Agustina
Kepala Bandara Wamena Joko Harjani mengatakan penghentian operasional dilakukan pukul 10.30 WIT.
Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf A Rodja memastikan aksi anarkistis massa dipicu oleh kabar tidak benar (hoax).
Menurut Rudolf pekan lalu ada isu seorang guru mengeluarkan kata-kata rasis kepada seorang siswa di Wamena. Aksi demonstrasi merupakan bentuk solidaritas pelajar.
"Guru tersebut sudah kita tanya dan tidak ada kalimat rasis. Itu sudah kita pastikan. Kami berharap masyarakat di Wamena dan di seluruh Papua tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang belum tentu kebenarannya," ujar Rudolf.
Untuk mencegah penyebaran kabar tidak benar tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informasi meminta operator seluler untuk membatasi akses data internet di Wamena.
"Pak Menteri telah meminta operator untuk membatasi layanan data di Wamena dan sudah dilakukan oleh operator," ujar Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu.
Komandan Kodium 1702 Jayawijaya Letkol Inf Candra Diyanto mengatakan terdapat 16 orang warga sipil yang tewas dalam kerusuhan ini.
Selain korban tewas juga terdapat 65 orang yang mengalami luka-luka.
"Itu sipil semua. Untuk sementara tidak ada aparat yang jadi korban," kata Candra kepada Kompas.com, Senin (23/9/2019). (Tribun Network/Kompas.com)