Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kadin: Masuk ke Industri 4.0, Tenaga Terampil Masih Jadi Masalah di Indonesia

Anton J Supit mengatakan memasuki industri 4.0, ketersediaan tenaga terampil masih jadi masalah di Indonesia.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Sanusi
zoom-in Kadin: Masuk ke Industri 4.0, Tenaga Terampil Masih Jadi Masalah di Indonesia
Danang Triatmojo
Diskusi Ketenagakerjaan bertema "Menyongsong Revolusi Industri 4.0 Melalui Pelatihan Vokasi: Penguat Daya Saing Sumber Daya Manusia, di Kemenaker, Jakarta Selatan, Senin (23/9/2019) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan Kadin Indonesia Anton J Supit mengatakan memasuki industri 4.0, ketersediaan tenaga terampil masih jadi masalah di Indonesia.

"Masalah tenaga terampil memang menjadi masalah di Indonesia, karena kita belum ada grand design SDM," kata Anton dalam diskusi 'Menyongsong Revolusi Industri 4.0' di Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta Selatan, Senin (23/9/2019).

Anton menjelaskan, sumber daya manusia yang terampil dan cakap jadi modal penting untuk bisa ikut campur dalam persaingan kemajuan zaman di bidang industri.

Baca: VIRAL Video Bocah Berlari Menyeberang Jalan Berujung Tertabrak Mobil hingga Terpental

Lebih lanjut, soal revolusi industri 4.0, Anton menyebut butuh waktu 100 tahun untuk beralih dari industri 1.0 ke 2.0. Sementara peralihan dari industri 2.0 ke industri 3.0 butuh waktu cukup pendek.

Sedangkan perubahan dari industri 3.0 ke industri 4.0, ia katakan makin pendek.

Hal ini, kata Anton, berdampak pada negara berkembang yang harus menjaga ritme kualitas SDM mereka agar tetap bisa bersaing dengan kemajuan zaman.

Jika Indonesia tidak segera menyiapkan diri dengan sumber daya manusianya, maka perkembangan teknologi yang kian pesat justru bisa menjadi bencana.

Berita Rekomendasi

"Ada sebuah hotel dibangun Jack Ma, dari mulai, booking, masuk hotel itu pakai aplikasi. Mau minta minum robot yang antar. Kalau kita tidak siap betul ini bisa menjadi disaster. Kita tidak bisa menyalahkan tenaga kerja karena mereka adalah korban," ungkap dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas