Mengenal Ketua BEM UI yang Viral Karena Sebut 'Dewan Pengkhianat Rakyat' di Depan Anggota DPR
Dalam audiensi itu, Ketua BEM UI Manik Marganamahendra diberi kesempatan untuk berbicara melontarkan kritik kepada anggota dewan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi Gejaya Memanggil yang dipelopori mahasiswa di beberapa daerah Indonesia menjadi viral dan trending topik di twitter.
Salah satu aksi viral mahasiswa saat Ketua BEM UI Manik Marganamahendra melayangkan mosi tidak percaya pada DPR RI, Senin (24/9/2019).
Mosi tidak percaya itu disampaikan Manik di depan beberapa anggota dewan yakni Masinton Pasaribu fraksi PDI Perjuangan dan politikus Gerindra Supratman Andi Agtas dan Heri Gunawan.
Beberapa perwakilan mahasiswa yang melakukan aksi di depan Gedung DPR RI diterima DPR RI untuk menyampaikan pendapat.
Dalam audiensi itu, Ketua BEM UI Manik Marganamahendra diberi kesempatan untuk berbicara lontarkan kritik kepada anggota dewan.
Baca: Kawat Duri di Depan Gedung DPR RI Dipasang Jelang Demo Mahasiswa Hari Ini
Baca: Mahasiswa Ancam Bermalam di DPR Sambil Menunggu Rekan Lainnya dari Yogya dan Bandung
Dia melontarkan mosi tidak percaya kepada DPR.
Kata Dewan Penghianat Rakyat menjadi trending topik hingga Selasa (24/9/2019).
Berikut Wartakotalive.com rangkum 5 fakta soal Manik Marganamahendra :
1. Ketua BEM UI
Manik merupakan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia.
Di akun instagramnnya @marganamahendra ia kerap membagikan aktivitasnya saat menggelar aksi demonstrasi.
Beberapa isu demonstrasi yang dilakukan Manik ialah pelemahan KPK, Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) dan isu kekerasan di Papua
• BREAKING NEWS: Anggota TNI Gugur Dibacok Massa Mahasiswa di Wamena Papua, Begini Kronologinya
2. Mahasiswa FKM UI
Manik merupakan mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Mahasyarakat (FKM) UI.
Selama di FKM UI ia fokus dengan isu bahaya tembakau.
Ia juga aktiv menolak RUU Pertembakauan yang dianggap menguntungkan industri tembakau Indonesia.
Pada unggahannya di Instagram Manik mendambakan masyarakat Indonesia yang bisa terbebas dari asap rokok.
“Katanya RUUP hadir untuk membela para buruh dan petani. Tapi, nyatanya mulai dari tata niaga sampai dengan bagi hasil cukai justru fokus pada pendapatan industri, industri ROKOK,” tulis Manik.