Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Soe Hok Gie Kirim Lipstik untuk Teman-temannya yang Jadi Anggota DPR, Ini Maksud Sindirannya

Soe Hok Gie mengirimkan seperangkat kosmetik sebagai bentuk protes kepada teman-temannya yang menjadi anggota DPR-GR.

Penulis: Widi Pradana Riswan Hermawan
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
zoom-in Kisah Soe Hok Gie Kirim Lipstik untuk Teman-temannya yang Jadi Anggota DPR, Ini Maksud Sindirannya
Dokumentasi Mapala UI
Soe Hok Gie 

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Sebagai pentolan aktivis mahasiswa di zamannya, Soe Hok Gie memiliki kesempatan yang sangat besar untuk duduk di kursi dewan sebagai anggota DPR.

Seperti yang diketahui, Soe Hok Gie menjadi bagian penting dari mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi besar-besaran untuk menggulingkan rezim orde lama.

Saat itu, Soeharto yang berkepentingan untuk meraih kekuasaan penuh tengah berupaya menarik dukungan seefektif mungkin dari dewan legislatif.

Tidak hanya orang partai dan tentara yang dirangkul Soeharto untuk menjadi bagian dari kekuasaan, tapi juga mahasiswa.

Para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) menjadi salah satu target utama Soeharto untuk mencari dukungan.

Baca: Soe Hok Gie

Alih-alih menerima tawaran menjadi bagian dari DPR, Soe Hok Gie justru menolak mentah-mentah peluang itu.

Dia lebih memilih menjadi seorang akademisi, menjadi pendaki gunung yang bebas dari kepentingan-kepentingan politik praktis.

Berita Rekomendasi

Soe Hok Gie memiliki keyakninan bahwa politik itu kotor, dan mahasiswa hanya akan dijadikan alat penguasa untuk mempertahankan kekuasaannya.

“Ujian pertama dari KAMI datang pada saat penawaran menjadi anggota DPR-GR. Golongan moral forces menolaknya, karena melihat racun berbungkus madu di atas kursi empuk DPR-GR. Sebaliknya golongan politisi setuju karena suara mereka diperlukan untuk voting anti Soekarno (yang makin lemah) dan menyusun UU Pemilihan Umum,” tulis Soe Hok Gie dalam artikel “Menyambut Dua Tahun KAMI: Moga-Moga KAMI Tidak Mendjadi Neo PPMI”, Kompas, 26 Oktober 1967 yang kemudian diterbitkan ulang dalam buku Soe Hok Gie: Zaman Peralihan.

BACA SELENGKAPNYA>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Sumber: TribunnewsWiki
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas