Pak Kades Tak Menyangka AR yang Patuh kepada Orang Tua Ditangkap Densus Terkait Kasus Terorisme
Banyak yang tak menyangka sosok pendiam, patuh, dan sering menghabiskan waktu membantu orang tua ini terlibat teroris.
Editor: Dewi Agustina
Satu di antaranya adalah trofi kompetisi sepak takraw di sekolah.
Pendidikan terakhir Arsad adalah sekolah teknik menengah.
Dia lulus dari bangku STM dua tahun lalu.
"Satu bulan lalu Arsad diterima sebagai karyawan di pabrik sabun," ujar kakak Arsad yang enggan disebutkan namanya.
Baca: Nick Messet, Mantan Menlu OPM yang Balik Badan Dukung NKRI Masuk Delegasi di PBB
Semasa sekolah, Arsad tergolong murid yang pintar menurut penuturan Cahyono.
Selain tergolong sebagai siswa berprestasi, Arsad juga lihai dalam olahraga.
"Olahraganya bagus. Sekolahnya termasuk bagus juga," tutur Cahyono.
Di lingkungan rumahnya, Arsad dikenal sebagai orang yang tidak banyak berbicara.
Ia sering berkumpul dengan teman sebayanya untuk bermain futsal.
Saat berkumpul Arsad sering berbicara soal agama.
Teman-temannya kerap menghindari perbincangan tersebut.
Mereka menilai perbincangan Arsad terdengar cukup keras.
"Kadang mengumpul, tapi jarang karena orangnya cenderung pendiam. Kalau mengobrol cenderung mengobrol soal agama yang keras," kata R (inisial, red), seorang warga di Jalan Belibis V.
Kakak Arsad menuturkan adiknya sejak lama mengidap penyakit tulang belakang.
Penyakit tersebut dialami Arsad sejak duduk di bangku STM.
Arsad sering menjalani perawatan jalan di Rumah Sakit Koja, Jakarta Utara.
"Lebih banyak absen dibanding masuk. Orangnya sakit-sakitnya," ujarnya.
Surat Terakhir Arsad
Aparat kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti dari kamar Arsad.
Di antaranya alat-alat yang diduga digunakan untuk merakit bom dan bom siap ledak jenis high explosive (daya ledak tinggi).
Baca: Hotman Paris Diejek Bau Pesing oleh Farhat Abbas & Poppy Kelly, Ini Balasan Menohok Nikita Mirzani
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Budhi Hendi Susianto mengatakan kepolisian juga menemukan sepucuk surat.
Surat tersebut berisi pernyataan Arsad akan meledakkan sebuah bom di kantor polisi dalam waktu dekat.
Jadi saat olah TKP tadi, berdasarkan tulisan tangan di surat yang kita temukan, dia akan meledakkan bom di kantor kepolisian dan akan meledakkan dalam waktu yang tidak terlalu lama," ujarnya.
Abdul Ghani mengaku terkejut terhadap surat Arsad.
Ia juga tak menyangka putranya menyimpan sebuah peledak aktif berjenis treeasseton threeperoksida (TATP) seberat 500 gram di rumahnya.
Dia mengaku tak pernah melihat gelagat mencurigakan dari Arsad.
"Justru saya baru lihat. Selama ini tinggal serumah saya tidak pernah korek-korek kamarnya," ucap Abdul Ghani.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Di Mata Warga, Masa Kecil Terduga Teroris AR Dikenal Patuh dan Hanya di Kebun Membantu Orangtua