Abdul Hakim Tak Percaya Ayahnya Yang Pensiunan Brigjen Rencanakan Bikin Kacau di Aksi 212
Pihak kepolisian mengamankan 6 terduga pelaku yang berencana membuat kekacauan dengan teror bom dalam Aksi Mujahid 212.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Andika Panduwinata
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG -- Pihak kepolisian mengamankan 6 terduga pelaku yang berencana membuat kekacauan dengan teror bom dalam Aksi Mujahid 212.
Para pelaku dicokok di Taman Toyal 2, Cipondoh, Kota Tangerang pada Sabtu(28/9/2019) lalu di kediaman SS.
Mereka yang diamankan di antarantya AB, SG, YF, AU, OS dan SS.
Abdul Hakim (32) yang merupakan anak pertama SS menceritakan mengenai sosok ayahnya ini.
Ia mengaku kaget dengan peristiwa penangkapan tersebut.
Bahkan tak percaya sang ayah melakukan perencanaan chaos itu dengan membuat kekacauan menggunakan bom molotov.
Baca: Terlibat Adegan Laga di Film Bebas, Jefri Nichol Khawatir Lukai Marsha Timothy
Baca: Massa Aksi Mulai Berkumpul di Jalan Medan Merdeka Barat
Baca: Atta Halilintar Pamit dari TV setelah Disebut Bebby Fey Pelaku Pelecehan: Mohon Maaf Kalau Ada Salah
"Bingung saya, ayah saya kan purnawirawan tentara. Jendral bintang satu Angkatan Laut. Masa sih berbuat seperti itu," ujar Hakim kepada Warta Kota saat dijumpai di
Taman Royal 2, Cipondoh, Kota Tangerang, Senin (30/9/2019).
Dirinya menjelaskan SS lama berdinas di Aceh.
Ayahnya itu berasal dari Sumatera Utara.
"Lama tugas di Aceh, tapi memang rumahnya di Tangerang.
Ada dua rumah, di Cipondoh Makmur biasa ditempatin ibu dan rumah di Taman Royal ini biasanya hanya jadi tempat base camp saja," ucapnya.
Menururutnya, SS kerap bersosialisasi dengan warga sekitar.
Dan sering kali mengadakan perkumpulan untuk pengajian.
"Ayah saya biasanya dipanggil di sini dengan sebutan Pak Haji.
Karena memang sering ngumpul sama warga buat ngaji dan ngisi - ngisi seminar kebangsaan," kata Hakim. (dik)
Desak Jokowi Mundur dan Minta Rizieq Shihab Dipulangkan
Sebelumnya Wartakotalive melaporkan, ribuan massa Aksi Mujahid 212 menyanyikan yel-yel meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mundur dari jabatannya.
Mereka meneriakkan yel-yel tersebut ketika melakukan long march menyusuri Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, menuju Masjid Istiqlal.
"Mundur mundur, mundur Jokowi, mundur Jokowi, sekarang juga," seru kompak peserta aksi sambil berjalan kali melewati pintu parkir IRTI Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9/2019).
Berdasarkan pengamatan Tribunnews.com di lokasi, peserta aksi yang menyampaikan aspirasinya hari ini melengkapi diri dengan dukungan berbagai atribut.
Mereka membawa bendera hitam, putih, juga bendera merah putih.
Beberapa peserta aksi juga tampak membawa bendera berukuran cukup besar dengan memampang wajah Imam Besar FPI Rizieq Shihab.
Bahkan, ada sejumlah peserta menunggangi kuda ketika melangsungkan aksi penyampaian pendapat hari ini.
Setidaknya, terlihat dua pemuda menunggangi kuda berwarna putih dan cokelat.
Empat isu yang diangkat massa Aksi Mujahid 212 adalah rentetan demonstrasi mahasiswa, dan penanganan aksi mahasiswa yang dinilai represif.
Juga, penanganan kerusuhan di Papua, dan penanganan kebakaran huan dan lahan (karhutla) yang dinilai lamban.
Orator massa Aksi Mujahid 212 juga menuntut dipulangkannya Rizieq Shihab ke Tanah Air.
Massa tampak berorasi di depan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Sabtu (28/9/2019).
"Kembalikan cucu Rasulullah SAW ke Tanah Air."
"Siapa dia? Habib Rizieq Shihab," ujar orator bernama Muhammad Saleh di atas mobil komando.
Saleh mengingatkan, Bangsa Indonesia akan runtuh bila kembali menunda kepulangan aktor dari Aksi Bela Islam 212.
Sebab, katanya, dalam tubuh Rizieq Shihab mengalir darah Nabi Muhammad SAW.
"Jika tidak kembali maka Tanah Air kita akan runtuh," tegas Saleh.
Saleh mengatakan, pemerintah harus melibatkan rakyat sebagai investor.
Kemudian, ia juga meminta pemerintah tidak melibatkan Tenaga Kerja Asing (TKA) dalam pembangunan nasional.
"Kembalikan Undang-undang Dasar 1945 ke yang asli bukan dengan amandemen," ucap Saleh.
Sebelumnya, sejumlah gabungan organisasi masyarakat (Ormas) Islam menggelar Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI, Sabtu (27/9/2019).
Rute yang ditempuh dalam kegiatan itu adalah Bundaran HI menuju Istana Negara, Jakarta Pusat.
"Ya (besok akan ada Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI)," ujar Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman saat dikonfirmasi, Jumat (27/9/2019).
Dalam poster yang diterima dari Munarman, acara itu bertajuk 'Ayo Selamatkan NKRI dari Bahaya Liberalisme dan Komunis'.
Namun, ia tak menjelaskan jumlah perkiraan massa yang akan menghadiri kegiatan tersebut.
Rute Transjakarta Dialihkan
Sejumlah rute pada beberapa koridor Transjakarta dialihkan selama aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI.
"Sehubungan dengan kegiatan aksi massa Parade Tauhid (Mujahid 212 Selamatkan NKRI) hari ini di sekitar Monas, maka layanan Transjakarta mengalami pengalihan rute."
Hal itu dikatakan Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta Nadia Diposanjoyo dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Sabtu (28/9/2019).
Berikut ini pengalihan rute yang diberlakukan:
1. Koridor 1 Blok M - Kota
Arah Kota:
Blok M - Sarinah - lampu Merah Sarinah keluar jalur - lampu metahw Bank Indonesia belok kiri - Jl. Kebon Sirih - Hotel Milenium belok kiri - Jl.Fachrudin - Jati Baru lurus - Jl.Cideng Barat - Lampu Merah Tarakan belok kanan - Halte Petojo - Lampu Merah Harmoni belok kiri - Harmoni - Kota.
Arah Blok M :
Kota - Harmoni - Lampu Merah Harmoni belok kiri putar balik sekneg- Halte Petojo keluar jalur - Lampu Merah Tarakan belok kiri - Jl.Cideng Timur - Jl.Jati Baru - Hotel Tugu Asri -Lampu Merah Hotel Milenium lurus - Jl.Kebon Sirih - lampu Merah Bank Indonesia belok kanan - Halte Sarinah - Blok M
2. Koridor 2 Pulogadung - Harmoni sementara mengalami pengalihan rute terkait adanya penutupan jalan di sekitar Patung Kuda. Untuk sementara tidak melewati Halte Monas sampai Gambir 2.
3. Rute 1A PIK - Balaikota mengalami perpendekan rute menjadi PIK - Harmoni untuk kedua arahnya terkait adanya penutupan jalan di sekitar Patung Kuda.
4. Rute 5A Kampung Melayu-Grogol mengalami pengalihan rute terkait adanya penutupan jalan di sekitar Patung Kuda. Untuk sementara tidak melewati Halte Bank Indonesia dan Monas.
5. Rute 5A Grogol 1 - Kampung Melayu untuk sementara tidak melewati pemberhentian BPKP sampai Halte Bank Indonesia
6. Rute 6A Ragunan - Monas via Kuningan dan rute 6B Ragunan - Monas via Semanggi mengalami perpendekan rute menjadi Ragunan - Tosari terkait adanya penutupan jalan di sekitar Patung Kuda.(Danang Triatmojo/Fahdi Fahlevi)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Ini Profil Purnawirawan Jenderal yang Diduga Merancang Chaos Gunakan Bom,