Hillary Brigitta Lasut Curiga Ada Elite Politik Tidak Sayang Indonesia di Balik Kericuhan di DPR
Hillary Brigitta Lasut awalnya mengapresiasi penuh gerakan mahasiswa yang menolak sejumlah revisi undang-undang.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Sanusi
Apalagi untuk duduk di kursi DPR RI, yang menjadi panggung politisi senior di negeri ini.
Namun demikian, ia mengaku tidak minder ketika nanti sudah bekerja di parlemen.
Meski terhitung belia, ia siap bekerja dalam bidang legislasi, penganggaran, maupun pengawasan sebagaimana tugas DPR RI bersama politisi lain yang jauh lebih senior.
"Menurut saya, hubungan dan komunikasi politik yang baik dengan rekan satu fraksi, senior-senior, dan sesama anggota DPR dari berbagai komisi tentunya akan sangat membantu merealisasikan apa yang jadi aspirasi dan kepentingan rakyat," katanya saat dihubungi Tribun, Minggu (1/9/2019).
Dunia politik memang tak asing bagi Hillary. Bagaimana tidak, sang ayah dan ibunya berkecimpung di dunia politik.
Ayahnya adalah Dr. Elly Engelbert Lasut, Bupati Kepulauan Talaud terpilih periode 2019-2024.
Elly Lasut juga pernah menjabat Bupati Kepulauan Talaud selama dua periode, yakni pada 2004-2009 dan 2009-2012.
Ibunda Hillary adalah Telly Tjanggulung, mantan Bupati Minahasa Tenggara periode 2008-2013.
Setelah terpilih sebagai wakil rakyat, Hillary ingin merealisasikan aspirasi masyarakat di DPR RI. Selama ini, kata dia, banyak aspirasi masyarakat menguap begitu saja. Hal itu terjadi karena banyak faktor.
"Jujur saja banyak kejadian di mana aspirasi rakyat tidak terealisasi karena misalnya tidak selesai-selesainya penyusunan RUU, atau birokrasi dan tahapan yang berbelit-belit, sehingga harus dilihat dulu dari situasinya, jalur mana yang harus diambil, komunikasi politik, atau tindakan tegas meminta perombakan sistem atau revitalisasi aturan," katanya.
Hillary mengatakan akan fokus pada dua hal saat duduk menjadi anggota DPR nanti, yakni pendidikan dan kesehatan.
Ia ingin meningkatan kualitas pendidikan di Sulut yang menurutnya masih tertinggal. Hal tersebut tampak dari rendahnya warga Sulut yang lolos tes CPNS.
Dalam bidang kesehatan, menurutnya tenaga medis di Sulut masih kurang dan tidak merata.
Banyak pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit yang lokasinya cukup jauh karena keterbatasan alat dan tenaga medis.