Mantan Asisten Deputi Kemenko Polhukam Ditangkap Densus 88, Diduga Merencanakan Kerusuhan
Enam orang diamankan kepolisian tekait perencanaan kerusuhan dengan memanfaatkan Aksi Mujahid 212, Sabtu (28/9/2019).
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Enam orang diamankan kepolisian tekait perencanaan kerusuhan dengan memanfaatkan Aksi Mujahid 212, Sabtu (28/9/2019).
Seorang dosen IPB dan Mantan Asisten Deputi Kemenko Polhukam Sony Santoso masuk dalam enam orang yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
Menanggapi hal tersebut Menko Polhukam Wiranto mengapresiasi kepolisian yang segera mengamankan terduga pelaku perencana kerusuhan sebelum melancarkan aksinya.
Baca: Kerusuhan Wamena, 250 Warga Pendatang Diungsikan ke Gereja, Dilindungi Orang Papua Sepanjang Hari
Baca: Serang Polisi Pakai Busur, Dua Remaja Ini Mengaku Disuruh Oleh Lelaki Bertopeng Dibayar Rp 50 Ribu
Baca: Respons Kepala BNPT Sikapi Tertangkapnya Terduga Perecana Aksi Kerusuhan
“Kita bersyukur aparat kepolisian dapat mengetahui hal tersebut dan segera mengamankan tokoh-tokoh yang ingin mengacaukan acara tersebut,” ujar Wiranto dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019).
Wiranto menegaskan segala upaya membenturkan demokrasi dengan aksi radikal dan anarkis harus diberantas.
“Jangan sampai republik ini kacau dengan agenda seperti itu,” katanya.
Respons BNPT
epala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius meminta masyarakat memberi waktu kepada penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus perencanaan kerusuhan dengan memanfaatkan aksi Mujahid 212, Sabtu (28/9/2019).
Diketahui kepolisian menangkap enam orang terkat kasus tersebut.
Suhardi meminta agar jangan membawa-bawa institusi para pelaku terduga perencana kekisruhan tersebut.
“Berikan kesempatan kepada aparat untuk menyelidiki dan kita harus melihatnya secara arif. Mereka kan oknum, bisa saja bergerak secara pribadi, kasihan kalau institusinya disebut-sebut, jangan sampai nila setitik rusak susu sebelanga,” ungkap Suhardi ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019).
Baca: Commuter Line Jurusan Tanah Abang-Serpong Tak Beroperasi
Baca: Wiranto Sebut OPM dan Kelompok Benny Wenda Sebagai Aktor Di Balik Kerusuhan Wamena
Baca: Jurnalis Indonesia Tertembak di Demo Hong Kong, KJRI: Tembakan Meleset
Sebelumnya seorang dosen salah satu perguruan tinggi di Bogor disebut-sebut ikut ditangkap setelah diduga merencanakan kekisruhan tersebut.
Suhardi menegaskan bahwa pihak BNPT selama ini sudah melakukan upaya pencegahan supaya paham radikal dan terorisme tak masuk ke kampus.