Dua Politisi Ini Akan Bertarung Memperebutkan Kursi Ketua MPR Hari Ini, 2 Oktober 2019
Majelis Pemusyawaratan Rakyat ( MPR) menggelar rapat paripurna pemilihan pimpinan MPR pada Rabu (2/10/2019) hari ini.
Editor: Hasanudin Aco
Mereka adalah Bambang Soesatyo dari Partai Golkar dan Ahmad Muzani dari Partai Gerindra.
Sebelumnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengajukan diri jadi ketua MPR namun kemarin dia dipilih jadi wakil ketua DPR RI.
Praktis cuma Bambang Soesatyo dan Ahmad Muzani yang mengemuka jadi calon kuat ketua MPR.
Diminta mengalah
Kemarin, Ahmad Muzani berharap Bamsoet yang Ketua DPR RI periode 2014-2019 itu bisa mengalah demi terciptanya konsensus antar fraksi di pimpinan MPR RI.
"Nanti mudah-mudahan Bamsoet nanti mengalah untuk konsensus. Yo wis (re: Ya sudah) Gerindra saja (untuk posisi Ketua MPR)," ujar Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2019) malam.
Pasalnya Muzani menyebut kursi pimpinan MPR yang terdiri dari satu Ketua, dan sembilan Wakil Ketua bisa terbentuk atas dasar musyawarah.
Hal ini senada dengan kepanjangan dari nama MPR itu sendiri, yakni Majelis Permusyawaratan Rakyat.
"Namanya MPR. Majelis Permusyawaratan Rakyat. Jadi permusyawaratan diutamakan, begitu," ungkap dia.
Lebih lanjut, Muzani mengatakan tujuan dirinya ditunjuk sebagai perwakilan Partai Gerindra tak lain karena semangat untuk memberikan keseimbangan peran kelembagaan.
Ia menilai jika sebuah pemerintahan diisi dengan komposisi yang pas antara kubu oposisi dan kubu pemerintah, maka hal ini disebut bisa menciptakan keseimbangan peran dan fungsi saling kontrol.
"Itu apabila ada berbagi peran dalam proses kelembagaan negara. Presiden dan Wakil Presiden semua sudah tahu, DPR (dari) PDI-P, DPR (kemarin) sudah Golkar, MPR (kemarin) sudah PAN, sebelumnya PDI-P, sebelumnya PKS," tegas Muzani.
Untuk itu, Gerindra kini tengah melancarkan lobi-lobi demi membangun pengertian, pemahaman kepada sesama calon pimpinan MPR yang ditunjuk setiap parpol, serta satu orang perwakilan DPD RI.
Lobi-lobi ini diharapkan berujung pada satu kesepakatan yang disetujui masing-masing pihak.
"Karena itu ya sekarang prosesnya lobi, memberi pengertian, pemahaman, supaya konsensus itu bisa dicapai," pungkas dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.