Nur Faizin Tak Mau Kembali ke Papua Meski Penghasilannya Sebagai Tukang Ojek Rp 200 Ribu Per Hari
Menurut Nur, dirinya terpaksa meninggalkan Wamena karena kondisi keamanan di daerah tersebut tidak memungkinkan baginya dan warga bukan Papua.
Editor: Dewi Agustina

Unjuk rasa berubah menjadi tindakan anarkistis dengan adanya pembakaran terhadap rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.
Bahkan, massa melakukan penyerangan dengan senjata kepada warga setempat.
Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto menyatakan korban tewas dari kejadian itu berjumlah 33 orang.
Kerusuhan juga mengakibatkan ribuan warga eksodus meninggalkan Wamena ke daerah asal, seperti ke Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Sumatera Barat dan daerah lainnya.
Kementerian Sosial mencatat, sejak 29 September hingga 2 Oktober 2019, lebih dari 11 ribu orang meninggalkan Wamena.
Lebih dari 7 ribu orang meninggalkan Wamena dengan penerbangan Hercules TNI AU dan selebihnya menggunakan penerbangan komersial.
Baca: Viral Postingan Slip Gaji 5,9 Juta, Bupati Banjarnegara: Semoga Pemerintah Melipatkan 10-20 Kali
Sementara, masih ada sekitar 5 ribu warga yang masih mengungsi di sejumlah kantor kepolisian, markas TNI, dan rumah ibadah di Wamena, Jayawijaya dan Jayapura.
Jumlah warga yang meninggalkan Wamena dan menjadi pengungsi bertambah meski pejabat pemkab dan tokoh setempat mengimbau agar para warga tidak meninggalkan kota tersebut.
Begitu juga telah ada jaminan keamanan dari kepolisian dan TNI. Sejumlah kepala daerah dari luar Papua juga berdatangan ke wilayah tersebut untuk membantu para pengungsi.
Presiden Joko Widodo menyebut, sejumlah perusuh yang menyebabkan 33 orang tewas di Wamena telah ditangkap kepolisian. Namun, tidak dirinci jumlah para tersangka yang ditangkap dan identitas mereka.
Presiden hanya menyebutkan para perusuh tersebut merupakan kelompok kriminal bersenjata yang selama ini menyerang TNI/Polri di Papua.
Oleh sebab itu, Presiden menekankan, kerusuhan di Papua bukanlah disebabkan konflik etnis, melainkan ulah dari kelompok kriminal bersenjata.
"Jadi jangan ada yang menggeser-geser menjadi seperti sebuah konflik etnis, itu bukan. Ini adalah kelompok kriminal bersenjata yang dari atas di gunung turun ke bawah dan melakukan pembakaran pembakaran rumah warga," kata dia.

Presiden mengimbau warga di Wamena tak perlu melakukan eksodus ke luar daerah.