Hasil Investigasi Temukan Banyak Kejanggalan di Kasus Meninggalnya Kuasa Hukum Walhi Sumut
Wahana Lingkungan Hidup Sumatera Utara ( Walhi Sumut) menyebut banyak hal yang mencurigakan terkait kematian Golfrid Siregar.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Minggu sore (6/10/2019) sekitar pukul 15.30 WIB Golfrid Siregar menghembuskan nafas terakhir setelah menjalani perawatan dari Kamis (3/10/2019) dini hari di RS Adam Malik Medan.
Kematiannya menyisakan tanda tanya terkait penyebabnya. Wahana Lingkungan Hidup Sumatera Utara (Walhi Sumut) menyebut banyak hal yang mencurigakan.
Direktur Walhi Sumut Dana Prima Tarigan mengatakan, kuasa hukum Walhi Sumut sejak 2016 tersebut mengalami luka serius di bagian kepala. Info awal yang didapatkan (akibat) kecelakaan.
"Pascaoperasi kita lihat lukanya ini bukan kecelakaan. Karena badannya tidak ada yang lecet. Sepeda motornya juga dicek teman-teman ke kantor polisi tidak ada yang rusak tanda-tanda kecelakaan," katanya.
Baca: Jelang Pelantikan Presiden, Ini Gambaran Kabinet Jokowi 2019-2024, Ada yang Terpental dan Bertahan
Selain itu, pihaknya juga belum mengetahui dengan pasti korban ditemukan di mana.
"Seperti dipukul keras dengan senjata tumpul. Selain bagian kepala, bagian tubuhnya tidak mengalami luka yg berarti."
Baca: Enggan Salami Surya Paloh di Gedung DPR, Mega Makin Akrab dengan SBY di HUT TNI
"Sementara itu barang-barang korban seperti tas, laptop, dompet dan cincin raib," katanya, Senin (7/10/2019).
Fakta-fakta tersebut, menurutnya, menunjukkan advokat yang disebutnya gigih memperjuangkan keadilan bagi rakyat dan lingkungan hidup semasa hidupnya itu tidak hanya menjadi korban kecelakaan lalu lintas biasa.
Baca: Harta Karun Emas yang Muncul di Lokasi Kebakaran Hutan Sumsel Kini Jadi Buruan Warga
"Ada indikasi dia menjadi korban kekerasan oleh oknum dengan motivasi tertentu. Meninggal dunianya merupakan kehilangan besar dan duka mendalam bagi keluarga besar Walhi Sumut," katanya.
Selain itu, tambah dia, berkendara di malam hari menjadi sangat berbahaya di mana korban mengalami kekerasan hingga nyawanya terenggut. Hal ini menunjukkan Kota Medan menjadi semakin tidak aman.
Baca: Barbie Kumalasari Ngelantur Terbang ke AS Hanya 8 Jam, Mantan Suami Mengaku Malu. . .
"Walhi Sumut mendesak Kepolisian untuk segera mengusut tuntas penyebab kejadian yang menimpa Golfrid. Untuk memberikan keadilan kepadanya dan keluarga yang ditinggalkan," katanya.
Posko Pengaduan Manager Advokasi dan Kampanye Walhi Sumut Roito Lumbangaol mengatakan, Golfrid menghilang sejak Rabu (2/10/2019) sekitar pukul 17.00 WIB untuk pergi ke JNE dan bertemu orang di Marendal.
Sejak saat itu, korban tidak bisa dikontak oleh sang istri. Pada Kamis (3/10/2019) dini hari sekitar pukul 01.00 wib, Golfrid Siregar ditemukan tidak sadarkan diri di fly over Jalan Jamin Ginting, Kecamatan Padang Bulan, Medan.
Korban ditemukan oleh tukang becak yang kebetulan melintas di sana. Oleh tukang becak tersebut kemudian korban dibawa ke RS Mitra Sejati lalu diarahkan untuk ditangani ke RSUP Adam Malik.
Golfrid Siregar mengalami luka serius di bagian kepala yang menyebabkan tempurung kepala hancur dan mengharuskan korban menjalani operasi pada Jumat (4/10/2019).
Setelah sekitar 3 hari mendapatkan penanganan akhirnya korban menghembuskan nafas terakhir.
Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul Kuasa Hukum Meninggal Dunia, Walhi Sumut Sebut Banyaknya Kejanggalan
Penulis : Kontributor Medan, Dewantoro
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.