Menteri Siti Nurbaya, Kerja Senyap dan tak Suka Dandan
Terik menyengat tak menyurutkan Menteri Siti saat meninjau kawasan Pulau Rinca yang dilindungi.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,LABUAN BAJO-Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah salah satu srikandi di kabinet pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK).
Suka bekerja 'senyap' tak terlalu suka berkonflik menanggapi jika ada pihak-pihak yang mengkritisinya.
Baca: Hanya dengan Jamu, Dewi Hartati Punya 8 Anak di Usia Muda, Kini Jadi Bisnis Raih Omzet Puluhan Juta
"Saya menjaga Pak Jokowi. Yang penting kerja saja, kan kelihatan hasilnya," katanya saat tribun berkesempatan ikut mendampingi Menteri Siti saat meninjau Pulau Rinca,Loh Buaya Labuan Bajo, Minggu (6/10/2019).
Baca: Ekspor Naik, Produk Hortikultura Indonesia di Jalur Hijau
Terik menyengat tak menyurutkan Menteri Siti saat meninjau kawasan Pulau Rinca yang dilindungi.
Di pulau ini ada ribuan komodo yang dilindungi, menjadi daya tarik temasuk para wisatawan dari luar negeri.
Penampilan apa adanya, celana panjang dan kemeja lengan panjang yang menjadi pakaian kesehariannya beraktivitas.
"Saya tak suka dandan. Dan saya memang suka tampil apa adanya," katanya mengumbar senyum usai menjau Pulau Rinca.
Menteri Siti bercerita, mengapa ia kerap tampil biasa saja. Hanya saat tertentu ia mencontohman saat perayaan 17 Agustus, mengharuskan dirinya memakai kebaya.
"Dulu saya banyak bergaul dengan Preman. Saya lama di Lampung, jadi sudah biasa saya tampil apa adanya," katanya.
Baca: Mengintip Rumah Komodo di Pulau Rinca
"Ya ngga tahu juga ya. Mungkin kombinasi. Saya ini kan birokrat. Waktu saya di Lampung sekaligus saya ketua pembina organisasi, saya ketua Karate, ketua AMPI juga, anak buah saya ratusan. Kadang-kadang mainnya sama preman," cerita Menteri Siti.
Baca: Menteri Siti Nurbaya: Pembalakan Harus Ditindak Tegas
"Susah berdandan-dandan. Apa adanya. tanpa by design, apa adanya saja hehe," lanjutnya.
Menteri Siti kemudian mengaku beruntung karena kecanggihan tekhnologi membuat dirinya tak lagi mendapat protes dari anak-anaknya.
Kerja yang kerap lupa waktu, diakuinya banyak menyita dan sampai lupa, termasuk waktu untuk keluarga.
"Anak-anak sekarang kan sudah pakai video call. Jadi lebih enak lebih canggih. Kalau waktu muda dulu, anak saya sampai bikin surat ditaruh meja saya. Hari Senin, Rabu ngga ketemu Mamah katanya, jarang ketemu. Sekarang beda," ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.