Jangan Pilih Aktivis 98 Jadi jadian Masuk Kabinet
Jangan Pilih Aktivis 98 Jadi jadian Masuk Kabinet. Adian napitupulu sangap
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-Jelang pelantikan Jokowi Kiai Maruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih, banyak kalangan berspekulasi dan menebak siapa-siapa tokoh yang akan masuk dalam jajaran kabinet lima tahun mendatang.
Politisi, birokrat, akademisi, kalangan profesional, Jokowi juga diyakini akan merekrut aktivis 98. Beberapa waktu lalu, Jokowi pernah menyatakan hal ini dalam acara Halal Bilhalal para aktivis 98 beberapa waktu lalu.
Aktivis 98 asal Palembang Sumatera Selatan Bambang Purnomo yakin akan ada aktivis 98 yang masuk dalam jajaran pembantu presiden alias menteri.
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG Maluku Hari Ini Selasa 15 Oktober 2019, Ambon dan Masohi Hujan Sepanjang Hari
"Kita tak perlu meragukan komitmen Bapak Presiden Jokowi. Beliau sejauh pengamatan saya, sangat komit dengan janji-janjinya," katanya, Selasa (15/10/2019).
Keyakinan Bambang yang juga Ketua Umum LSM Laskar Sumsel ini bukan tanpa alasan. Dalam berbagai kesempatan, ungkapnya Jokowi selalu menyebut-nyebut peluang anak muda untuk masuk kabinet, termasuk aktivis 98.
Ia kemudian mengingatkan agar aktivis yang masuk jajaran pembantu Jokowi bukan aktivis 98 jadi-jadian. Menurutnya, banyak tokoh-tokoh di sekitar Jokowi yang mengklaim mereka bagian dari 98.
"Mereka hanyalah penumpang gelap yang perlu diwaspadai," tegasnya.
Baca: Hanum Rais Tidak Menghadiri Rapat Paripurna DPRD DIY Hari Ini
Bambang yang pernah kuliah di stisipol Candrdimuka Palembang juga menyebut nama-nama aktivis 98 yang pantas masuk jajaran Kabinet Jokowi, sebagaimana yang kerap beredar di berbagai media belakangan ini.
Menurutnya, ada 4 nama yang layak dan pantas masuk jajaran kabinet Jokowi.
"Adian Napitupulu, Eli Salomo, Wahab Talaohu, dan Sayed Junaidi Rizaldi atau Pakcik adalah empat anak muda aktivis 98 yang sudah tidak perlu lagi diragukan eksistensi dan komitmennya untuk mendukung pemerintahan Jokowi-Kiai Maruf," ia memuji.
Baca: Saksikan Tayangan Aiman di Kompas TV: Menelusuri Jalan Kematian Janggal Sang Aktivis
"Mampu membuat perubahan karena merekalah adalah bagian dari pelaku reformasi yang harus diberi kesempatan," lanjutnya.
Baca: Pengamat Hukum Ungkap Dua Alternatif Penyelesaian Polemik UU KPK Selain Perppu
Aktivis 98 yang lain Konrat Helman Panjaitan menambahkan, saat Adian Napitupulu menolak masuk kabinet karena lebih mau fokus ke legislatif, maka harus aktivis 98 lain masuk ke kabinet periode kedua Jokowi ini.
“Dukungan yang diberikan aktivis 98 sudah menegaskan komitmen 98 terhadap anti radikalisme intoleransi dan terorisme.Serta pernyataan bahwa Jokowi sebagai anak kandung reformasi,” ujar Konrat yang pernah kuliah di ITI Serpong ini.