Jurus Jitu Dubes Wahid Supriyadi Perkenalkan Budaya Indonesia Kepada Masyarakat Rusia
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia M Wahid Supriyadi bertandang ke markas besar Redaksi Tribunnews.com, di Palmerah
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Hubungan erat Indonesia dan Rusai telah terjalin sejak era presiden pertama RI Soekarno.
Baca: Prabowo Ingin Ada Tim Lakukan Pembicaraan Lanjutan Usai Dirinya Bertemu Airlangga
Kedatangan Jokowi di tahun 2016 silam mendapat sambutan hangat dari Putin.
Putin pun diketahui memberikan ucapan selamat kepada Jokowi saat mantan wali kota Solo itu terpilih kembali sebagai presiden untuk periode kedua.
Rencananya pada awal tahun depan Putin dijadwalkan akan melakukan lawatan ke Indonesia.
Dua bocah Rusia bernama Soekarno
Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Mohamad Wahid Supriyadi berdiri di tengah kakak beradik yang bernama Soekarno dari Rusia.
Kedua bocah tersebut masing-masing bernama Sukarno bin Kamilovich dan Sukarno bin Mogamedovich.
Mohamad Wahid Supriyadi sempat tidak menyangka ada warga negara Rusia bernama Soekarno.
Ia menceritakan perihal nama Soekarno tersebut dalam kunjungannya ke kantor Tribunnews.com di Palmerah, Jakarta, Selasa, (15/10/2019).
Baca: Irfan Hakim Menangis, Kesal Raffi Ahmad Sering Marahi Nagita Di depan Umum: Gigi Punya Harga Diri
Baca: Sering Dibully saat Kecil, Marion Jola Pernah Difitnah Mau Diajak ke Semak-semak Demi Rp 2 ribu
Baca: Kembali Ke Gerindra, Sandiaga Uno Berpeluang Kembali Jabat Wakil Ketua Dewan Pembina
Sukarno bin Kamilovich dan Sukarno bin Mogamedovich adalah anak dari Soekarno bin Musa dan cucu dari Musa.
"Jadi dulu Musa, kakek mereka (kakak beradik yang bernama Soekarno) turut hadir dalam Kongres Negara Komunis di Rusia tahun 1961. Presiden Republik Indonesia pertama Ir Soekarno juga hadir dalam rapat tersebut," ucapnya.
Proklamator Indonesia tersebut mampu menjadi magnet dan menarik perhatian para peserta Kongres saat itu.
Duta Besar Indonesia untuk Rusia yang juga merangkap Republik Belarus bercerita Soekarno meminta ijin kepada pemimpin kongres, Khruschev untuk melaksanakan salat.
"Begitu beraninya Soekarno meminta ijin keluar dalam kongres besar hanya untuk salat," ucap Mohamad Wahid Supriyadi sambil mengingat ucapan Musa.