Karyono Wibowo: Upaya Menggagalkan Pelantikan Jokowi Banyak Gagalnya
sejumlah peristiwa yang terjadi belakangan ini tidak akan berpengaruh terhadap proses pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo mengatakan, sejumlah peristiwa yang terjadi belakangan ini tidak akan berpengaruh terhadap proses pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
Karyono mencontohkan bagaimana peristiwa di Papua, demonstrasi mahasiswa menolak sejumlah RUU undang-undang, hingga penusukan Menkopolhukam Wiranto di Pandeglang tidak berpengaruh terhadap pelantikan presiden.
Hal tersebut disampaikan Karyono dalam diskusi bertajuk 'Menakar Situasi Polhukam Mejelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2019).
Baca: Jurus Jitu Dubes Wahid Supriyadi Perkenalkan Budaya Indonesia Kepada Masyarakat Rusia
Baca: Sapma PP Siap Sukseskan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI Terpilih
"Saya melihat bahwa sejumlah peristiwa tersebut tidak memiliki tujuan yang sama untuk menggagalkan pelantikan Presiden Kalaupun kita lihat misalnya di Papua tidak ada korelasinya secara langsung terhadap proses penggagalan pelantikan presiden," kata Karyono.
Lebih jauh, Karyono menyebut, peristiwa nasional yang terjadi jelang pelantikan presiden dan wakil presiden tak memiliki korelasi terhadap pelantikan Jokowi-Ma'ruf.
Bahkan, hampir pasti jika melihat kondisi yang ada sekarang, pelantikan Jokowi sebagai presiden dua periode akan berjalan mulus.
"Kalau kita melihat fenomena gerakan yang yang ditujukan untuk menggagalkan pelantikan presiden tidak hanya kali ini saja misalnya ketika pemilu presiden dari 2004 2009-2014 juga Pak Jokowi memenangkan Pilpres berpasangan dengan pak Yusuf Kalla juga sama ada upaya-upaya gerakan-gerakan yang mengarah untuk menggagalkan pelantikan Presiden," ungkap Karyono.
"Hari ini menurut saya memang ada juga ya upaya untuk menggagalkan pelantikan Presiden tetapi pertanyaannya sejauhmana gerakan tersebut berhasil menggagalkan pelantikan presiden kita lihat dari sebelumnya berbagai upaya untuk menggagalkan pelantikan Presiden kebanyakan gagalnya," tambahnya.
2 kepala negara
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih 2019 akan dihadiri tamu dari negara lain.
Berdasarkan informasi dari Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan, tamu negara yang sudah terkonfirmasi akan hadir diantaranya, dua kepala negara, empat kepala pemerintahan, dan sembilan utusan khusus.
"157 duta besar negara lain yang meminta diundang pada 20 Oktober nanti," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (15/10/2019).
Baca: Sulli Menambah Daftar Panjang Artis Korea yang Bunuh Diri, Simak Deretan Sisi Kelam Dunia K-pop!
Bamsoet belum mau membeberkan kepala negara dan kepala pemerintahan mana saja yang akan hadir pada saat pelantikan presiden dan wakil presiden.