Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Korban Tewas dengan Luka Tembak di Aksi Demo Mahasiswa Kendari Melapor ke LPSK

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu mengatakan pihaknya sudah menerima laporan dari keluarga korban tewas luka tembak dari Kendari.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Keluarga Korban Tewas dengan Luka Tembak di Aksi Demo Mahasiswa Kendari Melapor ke LPSK
(KOMPAS.COM/ KIKI ANDI PATI)
Muhammad Yusuf Kardawi, mahasiswa di Kendari tewas saat demo menolak revisi UU KPK. 

Polri Bentuk Tim Investigasi Gabungan Ungkap Kematian 2 Mahasiswa Peserta Unjuk Rasa di Kendari

Polri berjanji transparansi dalam investigasi kasus tewasnya dua orang mahasiswa peserta unjuk rasa di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Kamis, 26 September lalu.

Polri juga berjanji segera mengungkap pelaku jika benar tewasnya korban karena penembakan.

Hal itu disampaikan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Ari Dono Sukmanto di Kendari, Sultra, Sabtu (29/9/2019).

Ari mengatakan, saat ini telah dibentuk tim gabungan untuk menginvestigasi insiden kematian dua orang mahasiswa peserta unjuk rasa di Kendari.

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi 1
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu saat memberi keterangan di kantor LPSK, Senin (14/10/2019).

Tim tersebut juga melibatkan unsur dari luar kepolisian, dari Ombudsman hingga pihak kampus.

Dia juga memastikan pihaknya membuka diri apabila ada aspirasi yang menghendaki agar pihak lain turut dilibatkan dalam proses investigasi seperti, Ombudsman, Komnas HAM maupun akademisi.

Berita Rekomendasi

"Kepolisian komitmen menjalankan tugas dengan profesional. Tim investigasi bekerja secara transparan untuk membuktikan peristiwa yang terjadi saat unjuk rasa yang menelan korban jiwa," kata Ari.

Sejauh ini, kata dia, investigasi yang dilakukan baru melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan semua jenis senjata yang digunakan personel kepolisian saat pengamanan unjuk rasa mahasiswa di DPRD Sultra pada 26 September lalu.

Ia menyatakan, petugas kepolisian dilarang menggunakan senjata api dengan peluru tajam saat menangani unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa.

Sementara, dari olah TKP, tim menemukan tiga selongsong peluru di drainase depan Disnakertrans Sultra.

Oleh karena itu, tim investigasi mengumpulkan seluruh senjata api petugas untuk dilakukan pemeriksaan.

"Karena ada temuan selongsong peluru, maka perlu diperiksa, termasuk polisi yang ditugaskan. Perlu kami data senjata apa saja yang dibagi, amunisinya berapa untuk diteliti," ujarnya.

Tim investigasi juga telah mengantongi data hasil autopsi dan rekam medis dari kedua jenazah untuk dicocokkan dalam rangkaian teknik investigasi.

"Insya Allah secara periodik hasil investigasi akan disampaikan kepada publik. Harapannya lebih cepat lebih baik, sekarang pun tim sudah bekerja," ujarnya.

Unjuk rasa ribuan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi dilakukan di sekitar Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, kota Kendari, pada kamis, 26 September 2019.

Namun, kejadian itu mengakibatkan dua mahasiswa meninggal.

Peserta unjuk rasa Immawan Randi (21), mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo (UHO), tumbang di lokasi, saat kelompok mahasiswa pengunjuk rasa terlibat bentrok dengan petugas kepolisian.

Dia dinyatakan meninggal dunia akibat luka tembak di dada sebelah kanan pada sore harinya.

Sementara, korban lainnya, Muhammad Yusuf Kardawi (19), mahasiswa jurusan Teknik Sipil UHO, meninggal dunia setelah menjalani operasi akibat luka serius pada bagian kepala, di RSUD Bahteramas, pada esok harinya.

Korban sempat mengalami perdarahan hebat di bagian kepala.

Selain itu, seorang ibu hamil enam bulan yang sedang tertidur lelap di rumahnya di Jalan Syeh Yusuf, Kota Kendari, juga meninggal setelah terkena tembakan.

Hasil identifikasi sementara disebutkan bahwa peluru yang diangkat dari betis ibu hamil berkaliber 9 milimeter.

Peluru tersebut tengah dilakukan uji balistik oleh kepolisian.

Rumah korban yang berkonstruksi permanen berjarak sekitar 2 kilometer dari Gedung DPRD Sultra, tempat konsentrasi pengamanan aksi unjuk rasa oleh aparat kepolisian. (tribun network/kompas.com)

Artikel ini tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Keluarga Korban Tewas Luka Tembak di Kendari Melapor ke LPSK

Penulis: Bima Putra

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas