Terkait Calon Menteri, Jokowi Posting Gagang Telepon Tergantung di Medsos, Ini Artinya
Jokowi memberikan kode agar tidak diganggu dalam penyusunan final kabinet periode kedua pemerintahannya.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga hari jelang pelantikan presiden, Jokowi belum juga mengumumkan nama-nama calon menteri yang akan mengisi kabinet pemerintahannya lima tahun ke depan periode 2019-2024.
Bocoran nama-nama menteri bahkan beredar di tengah publik kendati dibantah oleh pihak Istana Kepresidenan RI.
Jokowi memberikan kode agar tidak diganggu dalam penyusunan final kabinet periode kedua pemerintahannya.
Hal itu disampaikan pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menanggapi unggahan Jokowi di Instagram.
Dalam unggahannya, Jokowi memuat foto gagang telepon yang terlepas dengan tulisan "Sabar! Sebentar Lagi...."
"Agar Presiden tidak diganggu dalam penyusunan final kabinet ini," ujar pendiri lembaga analisis politik KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com, Kamis (17/10/2019).
Baca: Sandiaga Uno Sebut Prabowo dan Edhy Prabowo Lebih Pantas Jadi Menteri Jokowi
Baca: Tanggapi Pramono Anung, Menteri Susi Pudjiastuti: Lagi-lagi Susi Jelek
Dia melihat, susunan kabinet kerja II sudah hampir final.
Karena itu Jokowi membutuhkan ketenangan dalam menyelesaikan susunan Kabinet Kerja II.
"Ini kan sudah hampir final, pasti presiden perlu ketenangan dalam menyusun kabinet," jelasnya.
Sebelumnya Jokowi berjanji akan mengumumkan segera, setelah pelantikan presiden dan wakil presiden 2010-2024 pada Minggu (20/10/2019), bisa di hari yang sama atau setelahya.
Hal ini disampaikan Jokowi melalui akun instagram pribadi @jokowi pada Kamis (17/10/2019) pagi.
Dalam akun instagramnya, ia mengunggah foto gagang telepon yang terlepas dengan tulisan " Sabar! Sebentar Lagi...
"Selamat pagi. Saya telah menerima beberapa versi "bocoran" nama -nama menteri kabinet untuk pemerintahan periode 2019 2024," tulis Jokowi yang dikutip Tribunnews.com.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku antusias membaca versi bocoran nama-nama menteri yang beredar. Kata Jokowi, jika nama-nama tersebut benar, itu adalah sebuah bocoran.
"Saya sendiri membacanya dengan antusias kalau kalau itu benar adalah bocoran," kata Jokowi disertai emotikon senyum.
"Yang jelas, susunan kabinet untuk pemerintahan periode mendatang sudah rampung. Saya akan umumkan segera setelah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI 2019 2024 pada 20 Oktober bisa di hari yang sama atau setelahnya," ucap Jokowi lagi.
Jokowi meminta masyarakat bersabar menunggu siapa-siapa yang membantu dirinya di pemerintahan periode kedua.
Menurut Jokowi, Indonesia memiliki banyak orang-orang hebat dan mampu memimpin kementerian / lembaga di Indonesia.
"Siapa-siapa yang akan membantu saya di pemerintahan nanti ? Sabarlah.
Indonesia ini tak berkekurangan orang-orang hebat dan mampu memimpin kementerian dan lembaga dan bersedia untuk mengabdi kepada bangsa ini," imbuhnya.
Jokowi menambahkan orang-orang yang dipilihnya menjadi menteri berasal dari semua bidang pekerjaan dan profesi.
"Mereka tersebar di semua bidang pekerjaan dan profesi akademisi birokrasi, politisi juga TNI dan polisi. Tidak sulit menemukan mereka," jelasnya.
Jangan matikan HP
Yang jelas politikus PDI Perjuangan, Ruhut Sitompul mengatakan siapa calon menteri yang akan dipanggil sudah ada di kantong Jokowi.
"Siapa nama-nama menteri hanya Pak Jokowi dan Tuhan yang tahu. Sudah ada di saku Pak Jokowi itu," ujar Ruhut ketika dikonfirmasi, Senin (14/10/2019) lalu.
Dia berharap para politikus atau siapapun yang merasa namanya akan jadi menteri agar bersabar.
"Ojo kesusu, sing sabar, tak usah cemas," ujar Ruhut.
Dia cuma menyarankan agar politikus atau siapapun yang merasa dirinya bisa jadi menteri untuk terus mengaktifkan telepon selulernya.
"Siapa tahu nanti ditelepon Pak Jokowi he-he-he. Saya saja aktifkan HP terus nih ha-ha-ha...," ujar Ruhut.
Banyak wajah baru
Kemarin, Jokowi mengungkapkan banyak wajah baru yang akan mengisi jajaran menteri Kabinet Kerja jilid ll.
Jokowi mengatakan itu empat hari menjelang pelantikannya sebagai presiden RI pada periode kedua.
Menurut Jokowi, para menteri saat ini yang memiliki prestasi dan mampu memimpin akan dipertahankan menjadi pembantu presiden di tingkat eksekutif.
"Yang lama ada (dipertahankan), yang baru banyak," ucap Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Namun terkait menteri yang akan dipertahankan dan wajah baru, Jokowi masih enggan membocorkannya ke masyarakat.
Jokowi pun menyatakan nomenklatur kementerian ke depan sudah selesai disusun, dimana akan ada beberapa kementerian yang berubah namanya.
Sementara, terkait pengumuman kabinet baru, kata Jokowi, akan dilakukan secepatnya usai dirinya bersama Ma'ruf Amin dilantik.
"Ya secepatnya (diumumkan) setelah pelantikan," katanya.
Posisi kabinet
Beberapa waktu lalu Jokowi mengatakan kabinet baru yang akan dipimpinnya bersama Maruf Amin itu saat ini sudah selesai disusun.
Jokowi mengaku tinggal mengumumkan susunan kabinet di waktu yang tepat.
"Sudah final semua. Tinggal kami umumkan. Bisa Agustus, bisa juga saat pelantikan (20 Oktober 2019). Semua sudah final," kata Jokowi saat bertemu dengan pimpinan redaksi media massa di Istana Merdeka, Rabu (15/8/2019), sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Menurut Jokowi, kabinetnya bakal mempertahankan sejumlah menteri lama, menarik satu kepala daerah dan terdapat menteri berusia muda.
Berikut gambaran kabinet Jokowi-Maruf berdasarkan bocoran dari Jokowi yang dirangkum Tribunnews.com, Kamis (15/8/2019):
1. Ada Kepala Daerah yang Bakal Jadi Menteri
Jokowi menyebut bakal ada satu kepala daerah yang jadi menteri dalam kabinet Jokowi-Maruf.
Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan pimpinan redaksi media massa di Istana Merdeka.
Baca: Anaknya Dianggap Cocok Jadi Menteri Jokowi, Ini Jawaban Surya Paloh
Jokowi yang sempat ragu lantaran tidak persis ingat, menjadi mantap menjawab akan ada kepala daerah yang akan menjadi menteri saat Menteri Sekretaris Negara, Pratikno memastikan lewat anggukan.
"Iya Pak, ada satu," ujar Pratikno.
2. Sejumlah Menteri Dipertahankan atau Bertukar Posisi
Jokowi menyebut ada beberapa menteri yang bertahan di kabinet entah di posisinya saat ini atau berganti posisi menempati posisi yang lebih strategis dengan kewenangan lebih luas.
Menurut Jokowi, menteri yang bertahan adalan menteri yang jelas implementasi kebijakannya, melakukan perombakan dan perbaikan atas perombakan itu sekaligus.
"Tidak hanya merombak, membongkar, tetapi juga melakukan perbaikan atas perombakan dan pembongkaran itu," ujar Jokowi.
Jokowi akan mempertahankan menteri yang bisa mengkesekusi masalah dengan baik meskipun kerap tidak disukai oleh publik.
Sebaliknya, dia tidak akan segan mengganti menteri yang disukai publik tetapi sebenarnya menimbulkan masalah.
Terpisah, Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago memprediksi sejumlah nama yang mungkin masih akan menemani Jokowi lima tahun mendatang.
Pertama, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Lakonnya sebagai penjaga perairan Indonesia tak diragukan lagi.
Ia berada di garis terdepaan jika ada kapal asing ilegal yang mencoba mengeruk sumber daya laut manusia.
Selain itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambanag Brodjonegoro juga diprediksi tetap berada di kabinet.
"Kan kalau digonta ganti nanti berubah lagi program yang sedang berjalan saat ini. Mereka yang tahu masterplan, pemindahan ibu kota, jadi tidak bisa diganti," kata Pangi kepada Kompas.com, Jumat (12/7/2019).
Selain itu, menteri yang diperkirakan masih aman di posisinya adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Sebab, ada kebijakan yang sudah berjalan dan dirasa sulit untuk digantikan orang lain.
3. Sejumlah Menteri Tak Dipertahankan
Selain terdapat sejumlah menteri yang dipertahankan, Jokowi menyebut bakal ada menteri yang tidak tidak dipakai lagi.
Jokowi menyebut nama sebagai contoh, tetapi tidak untuk diberitakan.
Sementara berdasarkan pendapat Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago sejumlah menteri yang diperkirakan tak menjabat lagi yakni Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dari Partai Kebangkitan Nasional (PKB), Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dari Partai Nasdem.
Keempatnya kini tengah berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi meski baru sebatas saksi.
Pangi melanjutkan, nama-nama menteri lainnya yang diperkirakan tergeser yakni sejumlah menteri yang pernah kena tegur dari Jokowi.
Menteri-menteri tersebut dianggap performanya kurang dalam mencapai target pemerintah.
Baca: Sederet Nama yang Diprediksi Jadi Menteri Jokowi-Maruf: Puan Maharani Tak Masuk?
Ia mencontohkan menteri-menteri yaang kena tegur Jokowi saat sidang kabinet paripurna beberapa waktu lalu.
Mereka adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Menteri Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, serta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil.
4. Dua Kementerian Baru
Jokowi menyebut, ia akan membentuk dua kementerian baru di kabinet periode keduanya.
Kementerian tambahan itu yakni Kementerian Digital dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Investasi.
"Kita melihat perkembangan dunia yang begitu cepat dan pemerintah ingin merespons itu secara cepat maka ada kementerian-kementerian baru," kata Jokowi.
Adapun untuk pengumuman lengkap nama-nama yang akan mengisi kabinet barunya, Jokowi mengaku akan melihat momentum yang tepat.
"Kita melihat momentumnya. Mendesak atau tidak mendesak kebutuhan itu."
"Kita lihatlah, tetapi kalau kita lihat masyarakat menunggu, pasar juga menanti sehingga sebetulnya semakin cepat diumumkan semakin baik, tetapi ini masih tetap kita hitung," kata dia.
5. Menteri Muda
Menteri berusia muda dipastikan bakal mengisi kabinet Jokowi-Maruf.
Menurut Jokowi, menteri muda itu usianya ada yang bawah 35 tahun, bahkan ada di bawah 30 tahun.
Jokowi mengatakan calon menteri muda tersebut berasal dari kalangan profesional.
Tak hanya itu, calon menteri itu memiliki pengalaman manajerial yang kuat.
"Mereka berasal dari profesional, bukan partai. Punya pengalaman manajerial yang kuat," ungkap Jokowi.
Saat ditanya apakah calon menteri tersebut berasal dari perusahaan start up, Jokowi hanya tersenyum.
Ia menyebutkan banyak nama masuk saat menyaring nama-nama calon menteri muda.
"Tetapi saya mempertimbangkan kemampuan manajerialnya. Ada yang sangat percaya diri, tapi lemah manajerialnya," ujarnya.
Calon menteri muda ini nantinya akan menempati kementerian baru.
Maka dari itu Jokowi menyebutkan yang dibutuhkan adalah manajerial kuat.
"Makanya dibutuhkan manajerial yang kuat," tandasnya.
5. Komposisi 45 Persen dari Parpol, PDIP Terbanyak
Jokowi menyatakan bahwa Kabinet Kerja pada periode mendatang akan diwarnai gabungan menteri dari profesional dan unsur partai politik.
Secara spesifik, Jokowi menyatakan bahwa komposisi menteri dari partai politik memiliki porsi yang sedikit lebih kecil ketimbang kalangan profesional.
"Partai politik bisa mengusulkan, tetapi keputusan tetap di saya. Komposisinya 45 persen," kata Jokowi saat bertemu pimpinan media massa di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Baca: VIDEO: Jet Tempur Rusia Lindungi Pesawat Menteri Pertahanan yang Dibayangi F-18 NATO
Dengan demikian, maka perbandingan menteri dari kalangan profesional dengan unsur partai politik adalah 55 persen berbanding 45 persen.
Dengan komposisi ini, partai koalisi pendukung Jokowi akan mendapat 15 kursi sementara sisanya 19 kursi akan diisi profesional.
Berdasarkan komposisi ini, Jokowi yakin pemerintahan akan berjalan secara efektif.
Apalagi, saat ini Jokowi didukung lebih dari 50 persen partai politik yang ada di parlemen.
Dalam Pemilu Legislatif 2019, partai pendukung Jokowi berhasil mendapatkan perolehan suara sekitar 62,71 persen suara nasional atau 60,3 persen kursi parlemen.
Partai tersebut adalah PDI-P, Partai Nasdem, Partai Golkar, PKB, PPP, Partai Hanura, PKPI, PSI, Partai Perindo, dan PBB.
Jumlah dukungan ini lebih besar dibandingkan saat Jokowi menjadi kepala daerah, baik itu wali kota Solo atau gubernur DKI Jakarta.
"Dulu waktu saya di Solo, di Jakarta, itu tidak masalah," kata Jokowi.
Dalam kongres V PDIP, Kamis (8/8/2019) lalu, Jokowi menjamin bahwa PDIP bakal mendapatkan kursi terbanyak.
Jaminan itu disampaikan Jokowi menjawab permintaan Megawati agar menteri dari PDIP di Kabinet Jokowi-Maruf lebih dari empat.
Meski tidak merinci berapa jumlah menteri dari PDIP di kabinet mendatang, Jokowi menjamin PDIP bakal dapat paling banyak dibanding parpol lain.
"Tapi yang jelas PDIP pasti yang paling terbanyak (jumlah menterinya). Itu jaminannya saya," tegas Jokowi.
6. Jaksa Agung Bukan dari Parpol
Jokowi menyebut dalam Kabinet Jokowi-Maruf mendatang, jabatan Jaksa Agung bakal diserahkan bukan dari kalangan parpol.
Jokowi juga menegaskan bahwa Jaksa Agung mendatang tidak berasal dari representasi partai politik.
"Tidak dari partai politik," kata Jokowi, Rabu (14/8/2019) dikutip dari Kompas.com.
Jokowi mengatakan, dalam sejarahnya Jaksa Agung bisa juga dari luar Kejaksaan Agung.
Meski begitu, dia belum memastikan apakah ini berarti Jaksa Agung akan diisi dari eksternal Korps Adhyaksa.
Merujuk pernyataan Jokowi ini, Jaksa Agung saat ini, HM Prasetyo diperkirakan kuat bakal tak akan menduduki kembali jabatan Jaksa Agung di Kabinet Jokowi-Maruf mendatang.
Pasalnya, HM Prasetyo merupakan kader Partai NasDem.