Konsep 'Smart Farming' Permudah Petani Identifikasi Kebutuhan Tanaman
Tidak hanya itu, konsep 'smart farming' juga bisa dimanfaatkan untuk penanganan penjualan hasil pertanian.
Editor: Johnson Simanjuntak
Misal, apakah perlu menambah pupuk, apakah perlu menambah air, suhu di sekitar lokasi tanam hingga rekomendasi jadwal panen.
Hal itu membuat hasil panen yang diperoleh petani menjadi lebih baik, efektif dan efisen.
“Smart farming secara sederhana bisa diartikan sebagai precision agriculture atau bertani yang tepat, karena dapat mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan dari setiap tanaman. Dari pengidentifikasian tersebut, petani jadi lebih paham tindakan apa yang harus dilakukan pada setiap tanamannya. Tanaman mana yang membutuhkan air, tanaman mana yang harus diberikan pestisida, dan tanaman mana yang harus dipupuk,” ujar Anita.
Tidak hanya itu, konsep 'smart farming' juga bisa dimanfaatkan untuk penanganan penjualan hasil pertanian.
Dengan begitu, petani tidak perlu khawatir hasil produksi tidak terbeli. Mereka juga dapat menjual sendiri produk dan mendapat penghasilan yang lebih tinggi.
Teknologi tersebut juga dapat mengidentifikasi, menganalisa, serta mengelola informasi keragaman spasial dan temporal di dalam lahan untuk mendapatkan keuntungan optimum, berkelanjutan, dan menjaga lingkungan.
Oleh sebab itu, penggunaan teknologi smart farming yang disesuaikan dengan zamannya, diharapkan mampu mengatasi masalah perawatan tanaman yang selama ini tidak bisa diselesaikan secara tradisional.(Willy Widianto)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.