Giliran Prabowo Subianto dan Edhy Prabowo Temui Jokowi di Istana
Prabowo Subianto menyambangi Istana Kepresidenan, Jakarta, saat Presiden Joko Widodo memanggil calon menteri Kabinet Kerja jilid ll
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
"Itu masalah koalisi," jawab JK.
Najwa Shihab tampaknya tak puas dengan jawaban JK.
"Bapak bilang bisa jawab semuanya, tidak ada batasan," katanya.
JK pun mengulang kembali jawaban awalnya.
Masih penasaran, Najwa Shihab bertanya "Kan pertanyaan saya cocok atau tidak?"
"Sensitif pertanyaannya," kata JK diiringi tawa.
Tak mau menjawab dengan jelas, JK pun kembali ditanya Najwa Shihab soal jabatan yang cocok untuk Prabowo.
"Saya berandai-andai, kalau cocok, Pak Prabowo itu cocoknya Menteri Pertahanan atau Menkopolhukam?" tanya Najwa.
JK pun kembali tak mau menjawab dengan jelas pertanyaan Najwa Shihab.
"Kan ada hubungannya dengan tadi itu, Anda yang paling pintar bertanya," kata JK diiringi tawa.
Jawaban itu pun juga mengundang tawa Najwa Shihab dan penonton yang hadir.
Sejumlah isu juga beredar bahwa Prabowo lah yang meminta jatah menteri kepada Jokowi.
Isu tersebut kemudian ditanggapi oleh pengamat politik Ireng Maulana.
Ireng berpendapat, apabila hal itu benar maka Prabowo justru dinilai merugi.
"Jika Prabowo akhirnya hanya mengincar kursi Menhan, maka perannya yang semakin menguat dianggap sejajar dengan aktor politik arus utama di perpolitikan nasional akan memudar. Sebagian besar orang akan menilai tingginya pragmatisme Prabowo, dan akan mencatat Ia hanya puas dengan kursi menteri," ujarnya dalam keterangan pers tertulis kepada Tribunnews, Senin (8/10/19).
Ireng menilai, posisi Menhan justru menjadikan Prabowo sebagai bawahan presiden.
Padahal, Jokowi merupakan rival Prabowo dalam dua kali Pilpres.
"Bawahan tidak lagi sejajar apapun dalihnya," katanya.