Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jelang Diumumkan, Muncul Nama-nama Baru Calon Menteri Jokowi, Siapa Saja?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan susunan kabinet pemerintahan keduanya pada Senin (21/10/2019) pagi.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Jelang Diumumkan, Muncul Nama-nama Baru Calon Menteri Jokowi, Siapa Saja?
KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI
Foto Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024, Joko Widodo atau Jokowi dan Maruf Amin yang dijual di pasaran. Salah satunya yang dijual di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (17/10/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -   Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan susunan kabinet pemerintahan keduanya pada  Senin (21/10/2019) pagi.

"Saya akan kenalkan menteri, yang telah kita pilih. Pagi akan dikenalkan, setelah itu akan dilantik," ujar Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2019).

Jokowi mengatakan menyediakan sekitar 16 menteri yang berasal dari kalangan partai politik.

"Ya kurang lebih (menteri dari partai politik 16 orang). Saya belum ngitung. Kurang lebih," ucap Jokowi.

Namun Jokowi tidak memerinci pos kementerian mana yang bakal diisi kader partai politik.

Jokowi juga enggan menjawab apakah partai nonkoalisi juga mendapat jatah menteri di kabinetnya.

Baca : Inikah Daftar Menteri Jokowi 2019 - 2024?Ada 2 Kelahiran Sumut di Kabinet Kerja Jilid 2, Bukan Luhut

Berita Rekomendasi

Baca : 1 Sosok Ini Tak Kuasa Tolak Perintah Jokowi Jadi Menteri, Sebenarnya Lebih Suka Tetap Kepala Daerah

Baca: Calon Menteri Telah Dipanggil Jokowi ke Istana

Baca: Jelang Pengumuman Calon Menteri, Sejumlah Kemeja Putih Dibawa Masuk ke Istana

Siapa saja parpol yang berkoalisi dengan pemerintahan Jokowi-KH Ma'ruf Amin?

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunnews.com, akan ada enam parpol mendapatkan kursi menteri di kabinet kerja II Jokowi-Maruf Amin.

Enam partai itu adalah Partai Demokrasi Indonesai Perjuangan (PDIP), Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Gerindra.

"Formasi menteri dari Parpol, hingga diskusi antara parpol tadi pagi adalah, koalisi 5-3-3-3-1-1," sebut sumber Tribunnews.com dari partai NasDem, Minggu (20/10/2019).


Ia menyebut PDIP mendapat lima kursi menteri, kemudian Golkar, Nasdem dan PKB memperoleh masing-masing 3 menteri.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Gerindra mendapat masing-masing satu kursi menteri.

"Itu formulasi yang terakhir, ndak tahu kalau berubah lagi," kata sumber ini.

Sumber lain Tribunnews.com di PDI Perjuangan juga mengatakan  formasi menteri yang berasal dari partai politik adalah 6-3-3-3-1.

Perinciannya, PDIP mendapat 6 kursi menteri, kemudian Golkar, Nasdem dan PKB masing-masing mendapat 3 kursi menteri.

Sedangkan PPP mendapat 1 kursi.

"Namun dengan bergabungnya Gerindra ke koalisi pemerintah, kemungkinan formasi susunan kabinet akan berubah menjadi seperti itu, 5-3-3-1-1," ujarnya.

"Jadi jatahnya PDIP jadi berkurang dari 6 menjadi 5," jelasnya.

Ia menambahkan, formasi kabinet dari parpol masih memungkinkan berubah.

"Masih tarik-tarikan terus. Masih mungkin berubah sampai pengumumnan kabinet diberikan presiden," ucapnya.

Nama-nama calon menteri dari PDIP antara lain Yasonna Hamonangan Laoly, Tjahjo Kumolo, dan Pramono Anung.

Kemudian anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Tengah, Juliari Peter Batubara, dan seorang lainnya yang belum disebut namanya.

Adapun calon menteri dari Nasdem adalah Gubernur Nusa Tenggara Timur Victor Laiskodat akan menduduki Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mantan Gubernur Sulsel Yasin Limpo akan menduduki Menteri Pertanian,  dan Bupati Bojonegoro (Jawa Timur) dua periode (2008-2013 dan 2013-2018) Suyoto MSi.

Baca: Jelang Pengumuman Nama-nama Menteri, Mahfud MD Orang Pertama yang Tiba di Istana Pagi Tadi

Baca: Jelang Pengumuman Menteri, Inilah Nama-nama Menteri di Kabinet Kerja I

Sama seperti Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pun akan mendapat 3 kursi.

Kendati mendapat kursi hanya tiga, beberapa nama politisi PKB telah disodorkan kepada Presiden Jokowi untuk dipilih menjadi pembantunya. 

Nama-nama kader PKB tersebut adalah Hanif Dhakiri (Menteri Ketenagakerjaan petahana),  Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia (petahana) Eko Putro Sandjojo (Menteri, Daniel Johan (Wasekjen PKB), Cucun Ahmad Syamsurijal (Ketua DPP PKB), Ida Fauziah (politisi PKB/mantan Cawagub Jateng), Wakil Sekretaris Dewan Majelis Syuro PKB Maman Imanulhaq, dan Dubes RI di Malaysia Rusdi Kirana.

Sama sepertu PKB, Golkar akan mendapat 3 kursi.  

Siapa saja mereka?

Ketua Umum Airlangga Hartarto, Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita digadang-gadang akan kembali menjabat di kabinet kerja II. 

Satu kursi lain dikabarkan akan "diperebutkan" antara kader Golkar yang merupakan
Putra mantan presiden BJ Habibie, Ilham Habibie dan Zainudin Amali.

Sementara PPP akan memperoleh satu kursi menteri dan satu kursi wakil menteri.

Siap saja mereka? Dikabarkan nama-nama  yang disodorkan Plt Ketua Umum PPP,  Suharso Manoarfa, Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani.

Terakhir Gerindra akan mendapat satu kursi menteri.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunnews.com, kursi Menteri Pertanian akan didapat Gerindra.

"Kursi Mentan, mungkin. Tapi NasDem juga incar kursi yang sama," ucap sumber itu.

Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo dikabarkan akan menjadi menteri di kabinet kerja II Jokowi-Maruf.

Untuk diketahui, pada kabinet kerja I, ada lima kader PDIP masuk Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Jokowi. Kelimanya adalah Seskab Pramono Anung, Menko PMK Puan Maharani, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkum HAM Yasonna Laoly, serta Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.

Untuk Golkar,  punya 3 jatah menteri dalam kabinet kerja I, yaitu Menteri Sosial Agus Gumiwang, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto dan Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut B Pandjaitan.

Empat kader PKB masuk kabinet Jokowi-JK pada periode 2014-2019 adalah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.

Dari NasDem, terdapat dua Menteri dan Jaksa Agung. Di awal, NasDem dapat tiga  menteri, yakni Ferry Mursyidan Baldan yang dicopot dari Menteri Agraria dan Tata Ruang digantikan Sofyan Djalil yang sebelumnya menjabat Kepala Bappenas. 

Kemudian ada juga nama Tedjo Edy Purdjiatno yang dicopot dari kursi  Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.

Namun masuk satu nama baru yakni Enggartiasto Lukita sebagai Menteri Perdagangan. 

Siti Nurbaya masih bertahan sebagai Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup. 

Posisi Jaksa Agung Muhammad Prasetyo juga masih belum tergantikan.

Di Kabinet Kerja I, PPP mendapat satu kursi menteri, yakni Menteri Agama yang dijabat Lukman Hakim Saifuddin.

Gerindra Gabung Koalisi Pemerintahan Jokowi-KH Ma'ruf Amin

Ketua Umum Kelompok Relawan Jokowi Mania, Imannuel Ebenezer mengungkap Partai Gerindra, menjadi satu-satunya partai di luar koalisi Jokowi-Ma'ruf yang masuk ke dalam pemerintahan lima tahun ke depan. 

"Di-iya-kan oleh presiden, presiden menegaskan bahwa Gerindra masuk (koalisi)," tutur Imannuel seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).

Menurutnya, hanya Partai Gerindra yang bergabung pemerintahan saat ini, sementara Partai Demokrat dan PAN tidak mendapatkan restu dari Jokowi. 

"Yang jelas partai selain Gerindra tidak ada (yang gabung lagi). Tapi, ya hampir semua partai ini mau masuk, mereka pengennya masuk, tapi presiden punya pertimbangan, enggak bisa," ujarnya. 

"Tadi presiden menegaskan, kalau semua masuk dalam pemerintahan itu tidak baik dalam demokrasi," sambung Imannuel. 

Ia bersama relawan pendukung Jokowi mengaku sebenarnya kecewa dengan masuknya Gerindra ke dalam partai koalisi pendukung Jokowi. 

"Kami sebetulnya sedikit kecewa ya, karena apalagi kaya saya, yangvlangsung head to head dengan kelompok mereka di bawah. Tapi ini sudah pilihan presiden, presiden punya pertimbangan tersendiri, pasti pertimbangan politik, selain politik ada pertimbangan buat menyatukan bangsa ini ke depan," paparnya.  

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas