Kisah Istri Mantan Kalapas Sukamiskin Wahid Husen Banting Setir Jadi Penjual Nasi Uduk
Saat kasus gratifikasi itu diungkap KPK pada Juli 2018, kemudian masuk penyidikan, rekening berisi keuangan keluarga diblokir.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Dian A (49), istri mantan Kalapas Sukamiskin, Wahid Husen, menceritakan bagaimana dirinya berjuang untuk membiayai kehidupan diri dan keluarganya setelah sang suami dihukum akibat kasus gratifikasi.
Wahid Husen divonis pidana penjara selama 8 tahun dan denda Rp 400 juta oleh Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Bandung, Senin (8/4/2019) karena terbukti penerimaan hadiah dari warga binaan.
Dalam putusan pengadilan, hakim memerintahkan KPK untuk mengembalikan bukti milik Wahid Husen.
"Untuk bukti-bukti memang sudah dikembalikan lagi. Yang disita itu kan ada dua kartu ATM dan asuransi. Tapi saat saya cek mesin ATM, rekeningnya masih diblokir, jadi enggak bisa ambil uang. Padahal di rekening itu murni uang selama bapak bekerja, uang gaji," ujar Dian A (49), istri Wahid Husen saat ditemui di kediamannya, Jumat (18/10/2019).
Baca: Harga HP Samsung di Bulan Oktober 2019, Mulai dari Galaxy A10s hingga Galaxy S10 Lengkap di Sini!
Dian merupakan ibu rumah tangga dengan tiga anak.
Penghasilan keluarga itu ditopang Wahid Husen, ASN Kemenkum HAM yang jabatan terakhirnya Kepala Lapas Sukamiskin pada Maret 2018.
Kewenangan pemblokiran itu diatur di Pasal 29 ayat 4 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tipikor.
Baca: Mayat Wanita Tanpa Identitasi Ditemukan Mengambang di Sungai Cisadane Pintu Air 10 Tangerang
Sebagian pasal di undang-undang itu diubah dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001.
Saat kasus gratifikasi itu diungkap KPK pada Juli 2018, kemudian masuk penyidikan, rekening berisi keuangan keluarga diblokir.
Karena diblokir, pondasi keuangan Dian dan tiga anaknya terkatung-katung.
Dian pun banting setir jualan nasi uduk.
Baca: Hasil Liga Inggris: Jurgen Klopp Masih Belum Bisa Kalahkan Ole Gunnar Solskjaer
Saat mengisahkan dirinya jualan nasi uduk, kedua mata Dian berkaca-kaca.
"Sekarang saya kegiatan jualan nasi uduk Jakarta, kadang jual yoghurt, mengerjakan orderan menjahit. Jualan nasi sehari 50 bungkus, dijual Rp 20 ribu ke kerabat-kerabat, saudara di kantor-kantor teman begitu. Dijualnya ada yang antar pakai motor. Sejak jam 03.00 pagi saya sudah masak," kata Dian.