Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PDIP Bereaksi Keras Disebut Masih Dendam Politik Pada SBY Terkait Tak Masuknya AHY di Kabinet

Said membantah Megawati Soekarnoputro memiliki dendam politik kepada Susilo Bambang Yudhoyono dan dan Agus Harimurti Yudhoyono.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Choirul Arifin
zoom-in PDIP Bereaksi Keras Disebut Masih Dendam Politik Pada SBY Terkait Tak Masuknya AHY di Kabinet
Tribunnews/JEPRIMA
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo didamping Wakil MPR RI Ahmad Basara, Ahmad Muzani, Fadel Muhammad, Hidayat Nur Wahid, Zulkifli Hasan, Arsul Sani, Syarief Hasan dan Jazilul Fawaid saat berkunjung kekediaman Presiden RI ke 5 Megawati Soekarno Putri di Kawasan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2019). Pada pertemuan tersebut selain memberikan undangan pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden para pimpinan MPR ingin mendengarkan pandangan Megawati mengenai wacana amandemen UUD 1945 terkait Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PDIP Said Abdullah angkat bicara soal tudingan Wasekjen Demokrat Andi Arief  yang menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri masih menaruh dendam kepada Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Bahkan, Andi Arief menuding Megawati tidak hanya dendam kepada SBY, melainkan juga kepada anaknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Baca: Pengamat: Mendukung Pemerintah Tak Berarti Harus Masuk Kabinet

Said membantah Megawati Soekarnoputro memiliki dendam politik kepada SBY dan AHY.

Ia menyinggung soal kedatangan dua putra SBY, AHY dan Ibas ke kediaman Megawati pada 5 Juni lalu.

Dalam pertemuan tersebut AHY dan Ibas berfoto bersama.

"Kenapa pula Andi Arief tidak mengingat masa-masa manis ketika AHY dan mas Ibas datang ke Teuku Umar, disambut manis oleh ibu, selfie bersama. Itu kan sebuah kehormatan," kata Said saat dihubungi, Minggu, (27/10/2019).

Kondisi tersebut, menurutnya menunjukkan bahwa tidak ada dendam sama sekali dari Megawati kepada SBY maupun ke dua anaknya.

Ia meminta jangan karena tidak masuk kabinet lantas menuding Megawati masih memiliki dendam.

"Dan di situlah berakhir, tidak ada istilah dendam apapun. Tiba-tiba hari ini ketika Demokrat tidak masuk satupun di koalisi katakanlah di kabinet pemerintahan Jokowi, tiba-tiba tembakan diarahkan ke ibu Mega. Itu saya sangat menyayangkan pernyataan itu," katanya.

Wakil Ketua Banggar DPR Said Abdullah
Said Abdullah (Tribunnews.com/Ferdinand Waskita)
Berita Rekomendasi

Andi Arief, menurutnya, tidak legowo terhadap keputusan Jokowi menyusun kabinet.

Andi Arief mencari kambing hitam atas keputusan Jokowi tidak menyertakan Demokrat dalam koalisi.

"Bayangin kemesraan ibu Mega ketika dengan mas AHY dan mas Ibas, dan mbak Puan di Teuku Umar."

"Itu kan pertemuan yang luar biasa, momentum yang luar biasa, kemudian ditarik ke soal penyusunan kabinet, ibu Mega yang dijadikan kambing hitam. Lho di mana? Tidak boleh dong,"katanya.

Baca: Menandai Like di Konten Pornografi, Wamenag Zainut Tauhid Sebut Akun Twitternya Diretas

Ia meminta Andi Arief untuk mengedepankan etika politik. Jangan sampai tidak masuk dalam kabient, lalu membuat kegaduhan baru.

Andi Arief
Andi Arief (WARTA KOTA/RANGGA BASKORO)

"Ayolah kita sama-sama mawas diri mengedepankan etika dalam berpolitik sehingga tidak perlu membuat kegaduhan baru. Itu menurut saya sih," pungkasnya.

Jangan asal bunyi

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo didamping Wakil MPR RI  Ahmad Basara, Ahmad Muzani, Fadel Muhammad, Hidayat Nur Wahid, Zulkifli Hasan, Arsul Sani, Syarief Hasan dan Jazilul Fawaid saat berkunjung kekediaman Presiden RI ke 5 Megawati Soekarno Putri di Kawasan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2019). Pada pertemuan tersebut selain memberikan undangan pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden para pimpinan MPR ingin mendengarkan pandangan Megawati mengenai wacana amandemen UUD 1945 terkait Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Tribunnews/Jeprima
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo didamping Wakil MPR RI Ahmad Basara, Ahmad Muzani, Fadel Muhammad, Hidayat Nur Wahid, Zulkifli Hasan, Arsul Sani, Syarief Hasan dan Jazilul Fawaid saat berkunjung kekediaman Presiden RI ke 5 Megawati Soekarno Putri di Kawasan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2019). Pada pertemuan tersebut selain memberikan undangan pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden para pimpinan MPR ingin mendengarkan pandangan Megawati mengenai wacana amandemen UUD 1945 terkait Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Ketua DPP PDIP Said Abdullah meminta Wasekjen Demokrat Andi Arief tidak asal berbicara soal tudingan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri masih dendam kepada Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan juga kepada anaknya Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) .

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas