NasDem : Total Dukung Bukan Berarti Tidak Bisa Kritis
Lestari juga membantah bahwa pertemuan dengan PKS untuk membicarakan agenda politik ke depan mulai dari Pilkada 2020 serta Pilpres 2024
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Koordinator Wilayah (Korwil) Partai NasDem Jawa Tengah (Jateng) yang juga Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat membantah bahwa pertemuan Pimpinan partainya dengan PKS kemarin karena tidak senang dengan komposisi kabinet yang disusun oleh Jokowi-Ma'ruf.
Lestari yang ikut dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa pertemuan dengan PKS dalam konteks kebangsaan.
"Tidak, tidak betul itu (karena kabinet) . Dari awal partai Nasdem sudah menyatakan diri dan berjuang bersama pak Jokowi dan pak Maruf Amin dalam Pilpres sebagai salah satu tiang utama. Nasdem sendiri dari awal sudah mengatakan total (dukung)," kata Lesatari di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (30/10/2019).
Baca: Borok-borok Sekolah Terungkap Setelah Pelajar Tikam Guru, SMK Ichtus Akhirnya Ditutup
Baca: Aksi Supriadi Selamatkan Istri Saat Terlilit dan Akan Dimansa Ular Piton Sepanjang 6 Meter
Baca: Karyawan BNI 46 Salah Transfer Rp 3.6 Miliar, Nasabah Divonis Bersalah Denda Rp 4 Miliar,
Lestari juga membantah bahwa pertemuan dengan PKS untuk membicarakan agenda politik ke depan mulai dari Pilkada 2020 serta Pilpres 2024. Menurutnya agenda tersebut masih sangat jauh, dan dinamika politik menuju Pilkada masih sangat cair.
"Engga ada sama sekali tidak ada. Betul betul kemarin yang dibicarakan adalah bagaimana kita kemudian harus merajut kembali," katanya.
Lestari mengatakan topik pembicaraan dengan PKS sangatlah luas mulai dari masalah menghadapi kelompok intoleran dan radikal, juga mengenai menciptakan demokrasi yang sehat dengan adanya proses check and balances.
" Tapi total (dukung Jokowi-Ma'ruf) bukan berarti kami tidak bisa pada saat menjalankan peran di parlemen tetap harus menjadi mitra yang konstruktif. Konstruktir itu bisa juga bisa bersikap kritis ya, tapi tidak destruktif, ada bedanya. Di sinilah kemudian kedatangan kemaren lebih dalam konteks yang lebih besar," pungkasnya.