Sejarah Perayaan Halloween, sebagai Pertanda Berakhirnya Musim Panas
Halloween juga dimaknai pertanda berakhirnya musim tanam, dan menyambut datangnya musim dingin sebagai tradisi rakyat, Kamis (31/10/2019).
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Ketika Jack meninggal, Jack tidak boleh masuk surga karena telah banyak berbuat dosa.
Tapi ia juga tidak diizinkan masuk ke dalam neraka, karena setan tak menyukai Jack.
Jack kemudian membuat lentera dari lobak besar lalu mengisinya dengan bara api dari neraka.
Labu itu ia gunakan sebagai penerang.
Ia pun bisa melihat jalan pulang kembali ke dunia manusia, berkat lenteranya.
Tradisi lain dalam perayaan Halloween adalah Trick or Treat, yaitu menggunakan kostum menyeramkan.
Hal itu dilakukan sambil berkeliling membawa labu menyeramkan menuju rumah tetangga meminta permen, kemudian teriak "Trick or Treat".
Nah, Trick or Treat pada awalnya hanya dilakukan oleh anak kurang mampu, dan ia akan mendoakan setiap orang yang memberikannya makanan atau permen.
Namun saat ini hampir seluruh anak-anak menggunakan Trick or Treat ini
Halloween adalah representasi sejarah yang kaya akan budaya.
Perayaan ini bukanlah perayaan iblis atau setan.
Dikarenakan orang Eropa suka berkelana, maka dari itu tradisi perayaan Halloween menyebar di Amerika Serikat, Australia, bahkan saat ini hampir seluruh dunia ikut merayakan Halloween. (*)
(Tribunnews.com/Suci Bangun Dwi Setyaningsih)