Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sinyal Koalisi Jokowi-Ma'ruf yang Mulai Rapuh oleh Manuver Politik Dua Kaki Partai Nasdem

Partai Nasdem yang menjadi bagian dari koalisi pendukung pemerintah dianggap bermanuver dan berupaya membangun poros politik baru.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Sinyal Koalisi Jokowi-Ma'ruf yang Mulai Rapuh oleh Manuver Politik Dua Kaki Partai Nasdem
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) berjabat tangan dengan Presiden PKS Sohibul Iman (kanan) usai mengadakan pertemuan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi kebangsaan dan saling menjajaki untuk menyamakan pandangan tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

"Namanya komitmen itu ada loyalitas dan kesetiaan," kata Arif.

Ia mengkritik kesepakatan antara Nasdem dan PKS terkait penguatan fungsi check and balance di DPR.

Menurut dia, fungsi check and balance seharusnya dijalankan oleh parpol yang berada di luar pemerintahan.

Poros koalisi baru

Sementara itu, Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menilai pertemuan antara Surya Paloh dan Sohibul Iman tidak bisa dilepaskan dari kontestasi Pilpres 2024.

"Tentunya ini kan terkait dengan 2024, ini sudah jelas 2024 itu siapa ke mana. langkah-langkah itu yang mungkin dilakukan oleh Pak Surya Paloh," ujar Lodewijk.

Sekjen Partai Golkar Lodewijk Fredrich Paulus
Sekjen Partai Golkar Lodewijk Fredrich Paulus (Vincentius Jyestha)

Meski pilpres baru akan digelar dalam lima tahun ke depan, ia menganggap wajar jika ada parpol yang mulai melakukan manuver politik sejak sekarang.

Berita Rekomendasi

Menurut Lodewijk, komunikasi politik harus segera dibangun sebagai upaya awal penjajakan masing-masing partai.

"Ya masih jauh, tetapi namanya komunikasi politik itu mereka mungkin mulai melihat kira-kira link-nya ke mana, penjajakan gitu. saya pikir, kalau dalam politik itu wajar-wajar saja," kata dia.

Lodewijk memprediksi pertemuan antara Nasdem dan PKS akan memunculkan poros koalisi baru.

Munculnya poros koalisi baru terjadi karena Presiden Joko Widodo tidak dapat lagi diusung sebagai capres di 2024 karena telah menjabat selama dua periode.

Dengan demikian, parpol akan mulai mencari figur baru untuk dicalonkan. Tidak menutup kemungkinan parpol pendukung pemerintah akan berkoalisi dengan parpol yang berada di luar pemerintahan.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kanan) dan Presiden PKS Sohibul Iman (kiri) usai mengadakan pertemuan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi kebangsaan dan saling menjajaki untuk menyamakan pandangan tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kanan) dan Presiden PKS Sohibul Iman (kiri) usai mengadakan pertemuan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi kebangsaan dan saling menjajaki untuk menyamakan pandangan tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Kita tinggal lihat berapa tahun ini (koalisi pendukung pemerintah) akan bertahan dan setelah itu, orang mulai melihat, mulai membayangkan koalisi-koalisi baru untuk tahun 2024," ucap Lodewijk.

Hal senada diungkapkan oleh Ketua DPP Partai Gerindra Desmond J Mahesa.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas