Kemendikbud: PAUD Dapat Dimanfaatkan untuk Pencegahan Stunting
Keluarga perlu memastikan agar anak-anak mereka terbebas dari masalah yang dapat mengganggu pencapaian pendidikan.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Paud dan pendidikan masyarakat Kemendikbud, Harris Iskandar, menyebut saat ini pemerintah sedang menggalakkan program 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) sebagai upaya pencegahan dan penurunan stunting.
Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang pengembangan anak usia dini holistik-integratif dan instruksi presiden nomor 1 tahun 2017 tentang gerakan masyarakat hidup sehat.
Dirinya mengungkapkan pendidikan anak usia dini (PAUD) dapat menjadi gerbang awal untuk pencegahan stunting sejak dini.
Baca: Pencegahan Stunting, Pemerintah Anggarkan Rp 60 Triliun
"Program ini melibatkan kementerian, lembaga terkait, termasuk di dalamnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini sekali lagi menegaskan tentang pentingnya intervensi sumber daya manusia masa depan sejak usia dini, baik melalui PAUD maupun pendidikan keluarga," ujar Harris dalam sambutannya di acara seminar internasional di Hotel Millenium, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (5/11/2019).
Harris menyebut saat ini tantangan potensi tumbuh kembang anak masih cukup berat. Berdasarkan ata Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) masih sekitar 7 persen, imunisasi tidak lengkap 41 persen, tidak memperoleh ASI ekslusif lengkap 48 persen, cacingan 28 persen, dan stunting 30,8 persen (SDKI, 2017 dan sumber lain).
"Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran orang tua dalam pengasuhan anak," tutur Harris.
Menurut Harris masalah ini membutuhkan perhatian serius terutama dari keluarga dan sekolah.
Baca: Hendi Terus Upayakan Semarang Menuju Zero Stunting
Keluarga perlu memastikan agar anak-anak mereka terbebas dari masalah yang dapat mengganggu pencapaian pendidikan.
"Dibutuhkan pembangunan pendidikan berkelanjutan yang bertujuan untuk memastikan pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan adil serta mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua," pungkas Harris.