Amalan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H: Perbanyak Syukur hingga Perbanyak Selawat
Ada beberapa amalan yang dapat dilakukan ketika Maulid Nabi Muhammad Nabi Muhammad SAW 1441 H untuk memuliakan kelahiran Rasulullah.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM – Ada beberapa amalan yang dapat dilakukan ketika Maulid Nabi Muhammad Nabi Muhammad SAW 1441 H untuk memuliakan kelahiran Rasulullah.
Mulai dari menyambut hari istimewa itu dengan bersuka cita, perbanyak syukur, dan memberikan nasihat kepada orang lain.
Nah, kegiatan lainnya yang dapat dilakukan adalah membaca Al Qur’an, selawat Nabi, bersedekah, dan sebagainya.
Apalagi menjelang 12 Rabiul Awal yang jatuh pada hari Sabtu, 9 November 2019.
Banyak orang berlomba-loba dalam kebaikan agar mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Dilansir dari laman nu.or.id, di Indonesia, kedatangan hari istimewa itu juga tidak kalah disambut dengan meriah.
Hanya saja, bila penyambutan di kota Tarim lebih kental dengan nuansa keseragaman karena sudah menjadi adat dan kebiasaan seluruh lapisan masyarakat, di Indonesia.
Setiap masyarakat punya caranya tersendiri dalam menyambut dan mengekspresikan suka-cita mereka.
Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW adalah acara rutin yang dilaksanakan oleh mayoritas kaum muslimin untuk mengingat, mengahayati dan memuliakan kelahiran Rasulullah.
Dilansir dari Bincangsyariah.com, Imam Suyuthi di dalam kitabnya Husnul Muqshid Fi Amalil Maulid mengutip pendapat imam Ibnu Hajar terkait amalan saat Maulid Nabi Muhammad SAW.
“Adapun amalan yang dapat dilakukan di dalam maulid Nabi saw. maka disunnahkan melakukan sebatas amalan yang dapat dipahami sebagai rasa syukur kepada Allah swt. seperti contohnya sebagaimana telah disebutkan yakni membaca Al-Qur’an, memberikan makanan, shadaqah, dan menyanyikan pujian-pujian tentang kenabian dan kezuhudan yang dapat menggerakkan hati untuk melakukan kebaikan dan amalan untuk akhirat.”
Berikut amalan yang dapat dilakukan:
1. Rasa Syukur
Dengan demikian, perayaan maulid adalah ekspresi rasa syukur kita atas lahirnya Nabi Muhammad saw.
2. Bisa dengan khataman Al-Qur’an bersama-sama,
3. Mengadakan santunan anak yatim piatu dan dhuafa’, atau memberikan makanan untuk orang-orang.
4. Membaca selawatan bersama-sama.
Imam Suyuthi juga memberikan keterangannya bahwa imam Al-Baihaqi meriwayatkan hadis dari Anas bin Malik.
Yakni Nabi Muhammad SAW mengakikahi dirinya sendiri setelah masa kenabian.
Padahal beliau telah diakikahi oleh kakeknya di hari ketujuh setelah kelahirannya.
Hal ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai wujud ekspresi syukur beliau kepada Allah yang telah menjadikannya sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Pencetus Ajaran Maulud Nabi
Dilansir dari laman konsultasisyariah.com, disebutkan para ahli sejarah bahwa kelompok yang pertama kali mengadakan maulid adalah kelompok Bathiniyah.
Mereka menamakan dirinya sebagai Bani Fatimiyah dan mengaku sebagai keturunan ahli bait (keturunan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam).
Disebutkan kelompok Batiniyah memiliki 6 peringatan maulid, yaitu maulid Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, maulid Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, maulid Fatimah, maulid Hasan, maulid Husain dan maulid penguasa mereka.
Daulah Bathiniyah ini baru berkuasa pada awal abad ke-4 H.
Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwa maulid Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam baru muncul di zaman belakangan.
Setelah berakhirnya massa tiga abad yang paling utama dalam umat ini (al quruun al mufadholah).
Artinya peringatan maulid ini belum pernah ada di zaman Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dan para sahabat, tabi’in dan para tabi’ tabi’in.
Al Hafizh As Sakhawi mengatakan: “Peringatan maulid Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam belum pernah dinukil dari seorang pun ulama generasi terdahulu yang termasuk dalam tiga generasi utama dalam Islam. Namun peringatan ini terjadi setelah masa itu.”
Pada hakikatnya, tujuan utama daulah ini adalah dalam rangka menyebarkan aqidah dan kesesatan mereka.
(Tribunnews.com/Suci Bangun Dwi Setyaningsih)