Meutya Hafid Dorong Perbanyak Pendekatan Dialogis untuk Selesaikan Persoalan di Papua
Kunjungan pertama kali Komisi I DPR RI setelah ditetapkan adalah ke Papua dan Papua Barat.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengatakan kunjungan kerja Komisi I DPR ke Provinsi Papua dan Papua Barat sebagai bentuk komitmen DPR bersama dengan pemerintah untuk mencari solusi serta penyelesaian persoalan kesenjangan ekonomi dan pembangunan yang sering berdampak pada stabilitas keamanan di Papua.
Hal itu disampaikan Meutya Hafid dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Jumat (8/11/2019) di sela memimpin kunjungan rombongan Komisi I DPR ke Provinsi Papua.
"Ini kunjungan pertama Komisi I DPR periode 2019-2024 dan kita memutuskan untuk ke Papua dan Papua Barat sebagai bentuk komitmen Komisi I bersama pemerintah mencari solusi terbaik untuk Papua," ujarnya.
"Kunjungan ini merupakan bagian dari fungsi pengawasan kami dimana sebelumnya Komisi I sudah melakukan pertemuan dengan para mitra kerja, salah satunya adalah untuk mendapatkan masukan dan situasi terkini di Papua," lanjut Meutya.
Meutya Hafid meyakini selain penegakan hukum, pendekatan dialogis juga berperan besar dalam menjaga kondusifitas di Papua.
Dia menilai semua aspek juga harus dilihat seperti halnya aspek politik, aspek ekonomi, aspek sosial-budaya, hukum, dan lain sebagainya.
Untuk itu, Meutya Hafid mendorong pendekatan dialogis dalam penyelesaian permasalahan di Papua.
Dalam kaitan tersebut, pihaknya bersama Komisi I DPR berupaya untuk menemui dan berdialog dengan para tokoh-tokoh masyarakat Papua disamping juga bertemu dengan pemerintah provinsi dan segenap jajaran forum komunikasi pimpinan daerah yang ada di Papua.
"Dengan mengundang pemerintah daerah, tokoh masyarakat, tokoh adat, serta tokoh agama yang ada di Papua untuk duduk bersama, diharapkan ada solusi-solusi untuk menyelesaikan apa yang menjadi akar permasalahan di Papua. Jadi bukan sekedar melihat persoalan Papua dari masalah keamanan dan hukum saja, tetapi jauh lebih penting menyelesaikan akar masalahnya," tegas Meutya.