Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Terorisme Ungkap 4 Hal yang Harus Dilakukan Demi Cegah Paham Radikalisme

Pengamat terorisme, Thayep Bestik mengemukakan bahwa ada hal-hal yang bisa dilakukan untuk menekan paham radikalisme / terorisme

Penulis: Muhammad Nur Wahid Rizqy
Editor: Sri Juliati
zoom-in Pengamat Terorisme Ungkap 4 Hal yang Harus Dilakukan Demi Cegah Paham Radikalisme
Tangkapan layar channel Youtube Kompas TV
Brigjen Dedi Prasetyo, Karopenmas Mabes Polri menyebutkan pelaku bom bunuh diri di Medan berinisial RMN dan dilakukan secara Lone Wolf, Rabu (13/11/20). 

TRIBUNNEWS.COM - Ledakan bom bunuh diri terjadi di Markas Polrestabes (Mapolrestabes) Medan, Rabu (13/11/2019) pukul 08.45 WIB.

Diduga seorang pria menggunakan jaket ojek online menjadi pelaku bom bunuh diri tersebut.

Dari keterangan kepolisian, indentitas pelaku penyerangan dengan menggunakan bom bunuh diri tersebut telah diketahui.

"Pelaku berinisial RMN, usianya 24 tahun," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Gedung Humas Polri, Jakarta, Rabu siang.

Bom bunuh diri yang dilakukan diduga dua orang menggunakan atribut Gojek dan meledak disekitar kantin Polrestabes Medan.
Bom bunuh diri yang dilakukan di sekitar kantin Polrestabes Medan. (Istimewa)

Pelaku bom bunuh diri adalah seorang mahasiswa, warga Jalan Nangka Medan Petisah yang lahir di Medan dan masih sebagai berstatus mahasiswa/pelajar.

Korban sekaligus tersangka pengeboman di Mapolrestabes Medan dapat dikatakan masih berusia usia muda.

Pengamat Radikalisme dan Terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP), Tayyip Malik menyebutkan, kejadian ini bisa dihindari sedini mungkin.

Berita Rekomendasi

Tayyip menyebutkan, ada empat cara yang bisa dilakukan untuk mencegah paham radikalisme agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Pertama, Tayyip menyoroti peristiwa pengeboman yang terjadi di Mapolrestabes Medan di mana pelakunya adalah seseorang yang bisa dikatakan masih tergolong muda.

Pentingnya berpikir kritis harus dipunyai oleh semua orang, terutama oleh anak muda.

Tayyip berpendapat, para remaja harus bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Selain itu, perlunya pemahaman diri yang kuat agar tidak mudah terhasut dan terpengaruh akan hal-hal yang bersifat negatif.

Saat ini, paham radikalisme disebar oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai apa yang diinginkanya.

Sosok anak muda adalah sosok yang dapat dijadikan target dalam penyebaran paham radikalisme.

"Pentingnya critical thinking pada anak muda agar tidak mudah tergoda atau terhasut dengan orang lain."

"Terlebih terkait dengan hal jihad atau hal destruktif,” ujar Tayyip.

Yang kedua, Tayyip menyoroti soal peran media sosial sebagai sarana penyebaran paham-paham radikal.

Para pengguna terutama anak muda harus bijak dan pintar menggunakan media sosial.

Pasalnya, apa saja bisa ditemukan dan apapun bisa diakses secara gratis di media sosial.

Penyebaran konten-konten paham radikalisme juga sangat mudah ditemui.

Oleh karena itu, anak muda harus pandai memahami sesuatu dan tidak mudah terbujuk dengan ajakan yang akan merugikan dirinya atau orang lain.

“Anak mudah harus pintar di media sosial , karena media sosial mempunyai pengaruh yang luar biasa,” ujar Thayep.

Hal ketiga untuk memerangi paham radikalisme, pentingnya kontrol dan pengawasan dari orang terdekat atau keluarga.

Keluarga merupakan garda terdepan bagi perkembangan dan pemgaruh seseorang.

Jika keluarga memiliki sebuah kontrol pengawasan yang baik, hal-hal negatif akan sulit masuk.

Paham radikal juga tidak akan berkembang di dalamnya.

"Ketiga adalah peran keluarga, keluarga harus mengawasi anaknya. Tidak untuk mengekang, tapi mengawasi."

"Karena dengan hal itulah segala hal-hal negatif akan susah berkembang,” ujar Tayyip.

Terakhir, Tayyip menyebut untuk menekan tindakan terorisme, pemerintah daerah harus ikut serta.

Satu caranya dengan membuat peraturan-peraturan daerah, khususnya terkait terorisme dan radikalisme.

Hal itu akan menekan angka terorisme yang kemungkinan terjadi di suatu daerah.

"Tidak hanya pemerintah pusat, pemerintah daerah harus ikut serta. Isu terorisme tidak hanya urusan nasional, tapi juga menjadi urusan daerah."

"Nanti bentuknya bisa lewat pencegahan, ada dengan dibentuknya peraturan daerah soal anti radikalisme,” imbuhnya.

Sebelumnya pelaku peledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan terlihat dalam rekaman CCTV.

Sosok Pelaku Bom Bunuh Diri Polrestabes Medan Terekam CCTV, Pakai Jaket Ojol dan Bawa Ransel. Pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan
Sosok Pelaku Bom Bunuh Diri Polrestabes Medan Terekam CCTV, Pakai Jaket Ojol dan Bawa Ransel. Pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan (Grup WA Jurnalis)

Dalam rekaman CCTV, tampak RMN sedang mengenakan setelan jaket hijau kombinasi hitam sedang berjalan mengenakan ransel.

Gambar rekaman CCTV beredar di grup WhatsApp, hingga akhirnya pria itu meledakkan diri dan terdengar suara ledakan yang cukup keras di Mapolrestabes Medan, Rabu pagi.

(Tribunnews.com/Muhammad Nur Wahid Rizqy)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas