Soal Pertemuan Ahok dan Erick Thohir, Begini Komentar Luhut Panjaitan hingga Jubir Presiden Jokowi
Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok kembali menjadi perbincangan seusai bertemu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Rabu (13/12/2019).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Fathul Amanah
TRIBUNNEWS.COM - Nama Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok kembali menjadi perbincangan seusai bertemu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Rabu (13/12/2019).
Sebelumnya, nama Ahok juga diisukan menjadi calon Pengawas KPK bersama Antasari Azhar.
Beberapa pihak memberikan komentar terkait pertemuan Ahok bersama Erick.
Di antaranya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Fadjroel Rahman dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.
Dilansir Kompas.com, Luhut Panjaitan mengakui kinerja Ahok selama ini.
Saat ditemui di sela Rapat Koordinasi Nasional Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019), Luhut menanggapi pertemuan Ahok bersama Menteri BUMN dan memuji kinerja Ahok yang bagus.
"Ya kan dia kerjanya bagus, kerjanya boleh. Ya kita lihat saja ya," ujar Luhut.
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Fadjroel Rahman
Masih melansir Kompas.com, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Fadjroel Rahman juga ikut berkomentar terkait pertemuan Ahok bersama Menteri BUMN.
Jubir Presiden Jokowi tersebut mengungkapkan Ahok harus mundur dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) jika masuk BUMN.
"Kalau pun beliau mau masuk ke BUMN harus mengundurkan diri karena BUMN itu ada surat semacam pakta integritas gitu, tidak boleh ikut dalam partai politik atau aktif dalam kegiatan politik," kata Fadjroel di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (13/11/2019).
Komisaris Utama PT. Adhi Karya tersebut mengaku belum mengetahui Ahok akan ditetapkan dalam posisi jabatan apa di BUMN.
Dia berharap Ahok masuk ke BUMN bersih dan keluar juga bersih, artinya tidak melakukan korupsi.
"Jadi, kalau mau masuk BUMN, masuk bersih, di dalam bersih-bersih dan keluar bersih. Begitu saja," tegasnya.