Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan Gunakan Metode Penyamaran Isis, Hadiah Untuk Kapolri ?

Dinno Cresbon mengatakan, strategi penyamaran tersebut biasa digunakan ISIS agar dapat menembus barikade pengamanan aparat keamanan.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan Gunakan Metode Penyamaran Isis, Hadiah Untuk Kapolri ?
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Tim gabungan Inafis dan Labfor melakukan olah TKP di depan gedung Mapolrestabes Medan pascabom bunuh diri yang dilakukan seorang pemuda, di Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019). Akibat peristiwa tersebut pelaku tewas dan enam orang mengalami luka-luka, empat diantaranya personel kepolisian. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR 

Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan Gunakan Metode Penyamaran Isis, Hadiah Untuk Kapolri ?

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat intelijen Dinno Cresbon mengatakan aksi bom bunuh diri di Mapolresta Medan yang memakai jaket driver ojek online menggunakan metode penyamaran ISIS.

Hal itu Dino mengungkapkan dalam sebuah video yang diunggah oleh kanal Youtube Yulis Sulistyawan pada Rabu (13/11/2019).

Dinno Cresbon mengatakan, strategi penyamaran tersebut biasa digunakan ISIS agar dapat menembus barikade pengamanan aparat keamanan.

Metode penyamaran tersebut, dikatakan Dinno, biasa dikenal dengan istilah ghadab.

"Metode pelatihan ghadab itu adalah metode penyerangan ISIS untuk menembus barikade, dengan teknik penyamarannya. Mereka ini dilatih teknik penyamaran ini," jelasnya.

Selain metode ghadab, anggota ISIS juga dilatih teknik lain yaitu teknik ilhab, yaitu teknik serangan dengan menggunakan pisau.

Berita Rekomendasi

Teknik serangan ini, dikatakan Dinno, merupakan teknik yang digunakan jika aparat mendeteksi penetrasi mereka.

"Teknik ilhab ini melihat antisipasi keamanan dari aparat atas penetrasi mereka. Maka tekniknya berubah menggunakan teknik kedua yaitu menggunakan pisau atau panah," kata dia.

Kedua teknik ini sama-sama bertujuan untuk membuat masyarakat paranoid sekaligus mengadu domba antara aparat keamanan, baik kepolisian, TNI ataupun institusi intelijen.

Sementara itu, mantan instruktur perakit bom Ali Fauzi mengatakan, bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan tersebut merupakan hadiah untuk Kapolri yang baru.

Ali mengatakan, kelompok teroris ini merasa tidak senang dengan visi misi Kapolri Jenderal Idham Aziz.

Ia meyakini, palaku bom bunuh diri tersebut masih berafiliasi dengan jaringan Jamaah Ansharut Tauhid (JAD).

Hak ini, didasarkan pada analisanya pada tipe bom yang diledakkan sama dengan anggota JAD sebelumnya.

"Targetnya sama, modusnya sama dan tipe bomnya juga sama," katanya, dilansir TribunJatim.

Ideologi dari JAD sendiri yakni emnganggap polisi sebagai toghut, sehingga dalam menjalankan aksi teror kerap menyasar polisi.

Namun demikian, Ali mengatakan, pelaku bom bunuh diri tersebut belum memiliki pengetahuan yang mumpuni. Menurutnya, pelaku tersebut adalah orang baru yang belum terlatih.

Menurutnya, hal ini bisa dilihat dengan ketidak mampuan perakit bom maupun pelakunya.

"Ini pemain baru, jauh lebih minim pengetahuannya," kata Manzi, panggilan lapangan Ali Fauzi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, saat ini Kepolisian telah mengantongi identitas pelaku bom bunuh diri di halaman Markas Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019).

"Pelaku berinisial RMN, usianya 24 tahun," ujar Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Gedung Humas Polri, Jakarta, Rabu siang.

Diberitakan sebelumnya, terjadi ledakan bom bunuh diri di halaman Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019) pukul 08.30 WIB.

Pelaku bom bunuh diri tersebut meledakkan dirinya tepat di depan kantin intel.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara, tim gabungan dari Detasemen Khusus 88 Antiteror, Inafis, dan Pusat Laboratorium Forensik telah berhasil mengamankan sejumlah barang bukti.

"Barang yang berhasil diamankan terkait masalah jenis bom antara lain baterai 9 volt, kemudian pelat besi metal, sejumlah paku (yang) cukup banyak (dengan) berbagai ukuran yang ditemukan di TKP," kataDedi Prasetyo.

(Tribunnews.com/Tio) (TribunJatim/Hanif Manshuri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas