Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wacana Sertifikasi Guru Ngaji untuk Cegah Paham Radikalisme, Wapres Maruf Amin: Belum Memikirkan

Adanya penanggulangan terorisme mengundang wacana agar guru ngaji harus mengikuti sertifikasi. Namun, Maruf Amin memandang belum diperlukan.

Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Wacana Sertifikasi Guru Ngaji untuk Cegah Paham Radikalisme, Wapres Maruf Amin: Belum Memikirkan
Tangkapan Layar Kompas TV
Wakil Presiden Ma'ruf Amin sampaikan bahwa guru ngaji tak perlu adanya sertifikasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Seusai adanya dugaan doktrin terhadap pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan yang melibatkan guru ngaji, terdapat kabar agar guru ngaji harus terlebih dahulu ikut sertifikasi.

Seperti diberitakan sebelumnya pelaku bom bunuh diri berinisial RMN diduga mendapat pengaruh paham radikalisme dari sang istri DA, dan juga tak lain adalah guru mengajinya.

Menanggapi isu sertifikasi tersebut, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyebut dirinya berpandangan masih belum diperlukan untuk saat ini.

"Apakah perlu sertifikasi guru ngaji? Saya kira kita belum memikirkan sertifikasi guru ngaji," ujarnya saat membahas upaya penanggulangan radikalisasi dan terorisme bersama Menteri Kabinet Indonesia Maju, di Istana Wapres pada Jumat (15/11/2019).

Wapres yang juga disebut Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian akan menjadi koordinator penanggulangan radikalisme dan terorisme, mengimbau masyarakat mewaspadai gejala aksi terorisme.

Baca: Setelah Bom Bunuh Diri Medan, Kapolri: Kurang Lebih 19 Terduga Teroris Kita Tangkap

Menurutnya, upaya terpenting adalah jangan sampai ada guru ngaji yang mengajarkan paham radikal negatif.

"Itu intinya. Bukan pada sertifikasinya. Pada bahwa guru ngaji ini harus mengajarkan ajaran-ajaran yang moderat," pungkasnya.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Istana Wapres RI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (15/11/2019).
Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Istana Wapres RI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (15/11/2019). (Tribunnews.com/Rina Ayu)
Berita Rekomendasi

Terkait adanya bom bunuh diri tersebut, Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta agar guru ngaji tak ikut menyebarkan paham radikal di masyarakat.

Pihaknya juga mengatakan polisi perlu melakukan penyelidikan terhadap guru mengaji yang diduga mempengaruhi pelaku bertindak radikal negatif.

"Untuk semua harus kita tahu sumber-sumber itu, kalau memang sumbernya dari guru ngaji, maka guru ngaji ini juga harus menjadi perhatian kita untuk dalam rangka tentu deradikalisasi," tutur Ma'ruf Amin.

Ma'ruf Amin menambahkan penanganan aksi terorisme perlu dilakukan dengan cara bersinergi antar kelompok di masyarakat.

Seperti menghidupkan kembali pengamanan di tingkat RT dan RW untuk keselamatan dan ketertiban di sekitar tempat tinggal.

Ma'ruf menuturkan, peran ketua RT dan ketua RW menjadi penting karena mereka yang paling dekat dan mengenal warganya masing-masing.

Baca: Wapres Maruf Amin Imbau Guru Ngaji Tak Ikut Sebarkan Paham Radikal

"RT dan RW harus dilibatkan dan diajak, diberi kewenangan dan difasilitasi supaya mereka bukan hanya mengurus surat-surat, tapi juga mengetahui masyarakat di sekitarnya itu seperti apa, apakah ada yang terpapar atau tidak," ujarnya.

Dikutip dari Tribunnews, pihak kepolisian telah menggeledah sebuah rumah yang diduga milik guru ngaji pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara.

Dari penggeledahan tersebut, ditemukan sejumlah barang bukti.

Diantaranya busur panah, pipa, fotocopy-an, dan surat khilafah. (*)

(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas