Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

NU dan PKS Tanggapi Dugaan Penistaan Agama Sukmawati, Suhud: Harusnya Jadi Teladan Generasi Muda

Sukmawati dilaporkan Dorum Pemuda Islam Bima terkait pidatonya yang diduga berisi penistaan agama atau penodaan agama. PKS dan NU memberikan tanggapan

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in NU dan PKS Tanggapi Dugaan Penistaan Agama Sukmawati, Suhud: Harusnya Jadi Teladan Generasi Muda
Tribunnews.com
Ketua Umum PNI Marhaenisme, Sukmawati Soekarnoputri. 

TRIBUNNEWS.COM - Diah Mutiara Sukmawati Sukarnoputri adalah putri dari presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.

Sukmawati juga merupakan adik dari Megawati Soekarnoputri, mantan presiden Indonesia.

Sukmawati dilaporkan oleh Imron Abidin yang mewakili organisasi masyarakat yang mengatasnamakan Forum Pemuda Islam Bima, Sabtu (16/11/2019) malam, terkait dugaan penistaan agama.

Sukmawati dikabarikan membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden RI pertama, Soekarno.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Nahdlatul 'Ulama (NU) memberikan tanggapan mereka terkait kasus yang menimpa Sukmawati.

NU
Cendekiawan Muda Nahdlatul Ulama (NU) yang juga politisi PDI Perjuangan Zuhairi Misrawi
Cendekiawan Muda Nahdlatul Ulama (NU) yang juga politisi PDI Perjuangan Zuhairi Misrawi (ISTIMEWA)

Diwartakan oleh Tribunnews.com, Cendekiawan Muda Nahdatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi, yang akrab disana Gus Mis, menyatakan tindakan yang dilakukan oleh putri dari Soekarno atau Bung Karno adalah hal yang tidak terpuji.

Saat dihubungi wartawan tribunnews.com, Minggu (17/11/2019), menurut Gus Mis, Nabi tidak bisa dipandankan dengan pengikutnya.

Berita Rekomendasi

"Sebab itu tak elok dan tidak etis membandingkan Bung Karno dengan Nabi Muhammad SAW. Tak mungkin pengikut bisa dipadankan dengan Nabi," kata Gus Mis.

Diketahui, Bung Karno mempelajari api Islam melalui Al - Qur'an selama di Ende.

Bung Karno menjadikan saripati ajaran Nabi Muhammad SAW sebagai acuan untuk melawan kezaliman dan penjajah di Indonesia.

"Bung Karno justru mempelajari api Islam dari saripati ajaran Nabi Muhammad SAW, ajaran yang revolusioner dan berkemajuan untuk melawan kezaliman dan penjajahan, mencerdaskan dan mencerahkan hati umat manusia," ungkapnya.

Hal lain yang dipelajari dari Nabi Muhammmad adalah revolusioner yang akhirnya berguna untuk mencerdaskan dan mencerahkan hati manusia.

Baca :  Suhud Aliyudin Tegaskan Koalisi Demokrat, Gerindra dan PAN Belum Final

PKS

Direktur Pencapresan DPP PKS Suhud Aliyudin.
Direktur Pencapresan DPP PKS Suhud Aliyudin. (Chaerul Umam/Tribunnews.com)

Dilansir dari Tribunnews.com, PKS menghimbau masyarakat atau semua pihak untuk berhati - hati dalam memberikan pernyataan.

PKS berharap agar semua pihak tidak menyinggung mengenai isu Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA).

Menurut politikus PKS Suhud Aliyudin, isu SARA merupakan isu yang sensitif, Minggu (17/11/2019).

"Semua pihak harus hati-hati jika membuat statement ya g berkaitan dengan keyakinan agama. Karena hal itu sangat sensitif dan dapat memicu kegaduhan yang tidak perlu," katanya.

Suhud menambahkan agar tokoh publik membuat pernyataan yang dapat mempersatukan berbagai pihak.

Baca :  Pendiri PKS Yusuf Supendi: Saya Berani Katakan 2019 Tidak Akan Ganti Presiden

Dia berharap agar tidak ada yang memperkeruh suasana.

"Sebaiknya tokoh publik buat statement yang mempersatukan dan yang mendorong pada persatuan. Jangan buat keruh suasana," ungkapnya.

Sebab, menurut Suhud, penerus bangsa yakni generasi muda, harus diberi contoh sosok teladan.

"Beliau seharusnya menjadi teladan bagi generasi muda," tegasnya.

Baca : Prabowo Siap Dukung Orang Lain Jadi Presiden, Ini Penilaian PKS terhadap Ketum Gerindra

Dilansir dari Kompas.com, Kuasa Hukum pelapor mengatakan Sukamawati Soekarnoputri dilaporkan karena pernyataannya di sebuah forum diskusi.

"Ibu Sukmawati kan sedang mengadakan forum diskusi masalah radikalisme dan terorisme. Nah, ini beliau menyampaikan beberapa poin yang menurut kami perbuatan penistaan terhadap agama Islam," ujar Dedi Junaedi ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu malam.

Dedi menyatakan keberatan terhadap pernyataan Sukmawati ketika mengisi forum diskusi, Senin (11/11/2019).

Video pidato Sukmawati beredar luas di YouTube.

"Kami ini keberatan terhadap pernyataan Ibu Sukma dalam diskusi tertanggal 11 November 2019 itu yang beredar lewat video di YouTube" ujarnya.

Dalam forum, Sukmawati melemparkan pertanyaan terkait Pancasila dan Al - Qur'an.

"Saya hanya dengar info ini kalau untuk merekrut yang namanya hijrah kaya apa sih itu yang calon radikalis atau calon teroris katanya infonya itu ditanya mana lebih bagus Pancasila sama Alquran? Begitu kan?," kata Sukmawati Soekaronputri.

Sukmawati Soekarnoputri juga membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno.

Tribunnews.com kutip dari TribunMakassar.com, Sukmawati pertanya kepada audiens mengenai sejarah perjuangan yang terjadi di abad 20.

"Sekarang saya mau tanya, yang berjuang di abad 20 itu Nabi Yang Mulia Muhammad apa Insinyur Soekarno untuk kemerdekaan? Saya minta jawaban. Silakan. Siapa yang mau menjawab berdiri jawab pertanyaan Ibu ini?" tanyanya.

Menurut Dedi Junaedi, pernyataan Sukmawati Soekarnoputri diduga melanggar pasal 156 a Jo pasal 28 ayat (2) terkait penodaan agama.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sukmawati Dilaporkan ke Bareskrim atas Dugaan Penodaan Agama" 

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Anita K Wardhani/Choirul Arifin) (Kompas.com/Dian Erika Nugraheny)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas