Dua Terduga Teroris Yang Ditembak Mati Adalah Perakit Bom Untuk Robiatul Muslim Nasution
Adapun kedua terduga teroris tersebut bernama K alias Khoir dan AP. Keduanya diketahui juga menyusun rencana peledakan bom untuk RMN di Mapolrestabes
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Markas Besar Kepolisian RI melaporkan dua orang terduga teroris yang ditembak mati di Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara berperan sebagai perakit bom untuk peledakan bom di Mapolrestabes Medan beberapa waktu lalu.
Penegasan itu disampaikan oleh Karopenmas Humas Mabes Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo dalam jumpa pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2019).
"Khusus untuk 2 orang yang meninggal dunia ini, memiliki kualifikasi merakit bom, melakukan pembuatan bom untuk RMN yang digunakan untuk melakukan aksi terorisme di Mapolresta Medan," kata Dedi.
Baca: Pasca Ledakan Bom Bunuh Diri di Medan, Tim Densus 88 Tangkap 46 Orang Terduga Teroris
Adapun kedua terduga teroris tersebut bernama K alias Khoir dan AP. Keduanya diketahui juga menyusun rencana peledakan bom untuk RMN di Mapolrestabes Medan beberapa waktu lalu.
"(Keduanya) mengetahui rencana dan sasaran yang akan dilakukan oleh saudara RMN yang meninggal dunia dan ikut melakukan latihan di Gunung Sibayak dengan menggunakan panah maupun dengan menggunakan senjata api rakitan," ungkapnya.
Dalam hasil pemeriksaan, kepolisian juga telah menyita bahan-bahan peledak untuk merakit bom yang dilakukan oleh AP dan K. Bahan peledak tersebut diketahui memilik daya peledak low eksplosif.
Baca: Inilah Data 23 Nama Terduga Teroris dan Jaringannya Yang Ditindak di Sumatera Utara dan Aceh
"Terdapat pupuk urea dan jenis-jenis lainnya yang digunakan untuk dijadikan bom. Semuanya ini adalah low eksplosif atau bom yang memiliki daya ledak rendah. Namun demikian ketika komponen-komponen dirakit menggunakan paku-paku, potongan-potongan besi-besi yang berbahaya bisa mengakibatkan fatal atau meninggal dunia atau minimal luka berat," ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan telah mengamankan sejumlah senjata tajam dari AP dan K yang digunakan untuk menyerang saat penangkapan.
"Barang bukti senjata tajam yang digunakan untuk penyerangan terhadap aparat densus 88, panah dilakukan untuk penyerangan. Densus 88 masih terus melakukan pengembangan dan pendalaman terkait masalah beberapa kelompok jaringan dia baik di Jawa maupun yang ada di Sumatera," tuturnya.
Baca: Kesaksian Warga saat Terduga Teroris Ditangkap di Cilacap, 4 Orang Asing Selalu Tanya Soal Merpati
Kepolisian, kata Dedi, juga mengajak semua pihak bersama-sama memerangi terorisme.
"Terorisme merupakan ancaman kita bersama TNI-Polri tidak bisa bekerja sendiri. Polri juga memohon bekerjasama dengan seluruh masyarakat, TNI dan stakeholder terkait dalam untuk melakukan upaya-upaya pencegahan secara maksimal agar serangan terorisme tidak terjadi sehingga mengakibatkan korban jiwa," tukasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, densus 88 menembak mati terduga teroris di Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (16/11/2019) sekira pukul 11.30 WIB.
Dua orang terduga teroris meninggal dunia dalam penyergapan ini. Dua terduga teroris ditembak mati karena melakukan perlawanan saat hendak dilakukan penangkapan.