Pengamat Menilai Wajar Ada Pihak Yang Menolak Ahok Jadi Bos BUMN, Ini Alasannya
Menurut Ujang, PA 212 yang merupakan bagian dari kelompok warga negara yang berhak untuk demo dan mengkritisi pemerintah.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin menilai wajar adanya pihak-pihak yang melakukan penolakan terhadap Basuki Tjahja Purnama (BTP) atau Ahok yang disebut akan menjadi bos Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Terlebih, kabar itu santer menyebut Ahok bakal menjadi bos Pertamina.
"Wajar jika para pekerja Pertamina menolak Ahok. Karena Ahok kan bukan orang berkarir di Pertamina. Dan tidak pernah berkarir juga di BUMN lain. Dia orang politik. Dia anggota partai. Tau-tau diplot dan dipaksakan jadi Dirut Pertama," kata Ujang kepada Tribunnews.com, Senin (18/11/2019).
Penolakan terhadap mantan gubernur DKU Jakarta itu menjadi bos Pertamina juga dilakukan oleh PA 212.
Menurut Ujang, PA 212 yang merupakan bagian dari kelompok warga negara yang berhak untuk demo dan mengkritisi pemerintah.
Baca: Pertamina Pastikan Layanan Solar di Jawa Timur Tersedia
Baca: Novel Bamukmin: Ahok Dipaksakan Masuk BUMN Bisa Ancam Keutuhan Bangsa dan Ekonomi Anjlok
Baca: Debat Marwan Batubara dan Immanuel soal Ahok Masuk BUMN, Singgung Kasus di KPK hingga Dahlan Iskan
Selain itu, berhak mengingatkan Menteri BUMN agar tidak mengangkat Ahok dengan seenaknya.
"Kan masih banyak orang lain yang profesional. Dan tidak banyak masalah. Bangsa ini tidak pernah kekurangan stok figur profesional yang siap untuk mengisi jabatan direksi BUMN," ucap Ujang.
Ujang pun menyebut, patut dipertanyakan sikap pemerintah jika tetap menempatkan Ahok sebagai bos Pertamina.
"Penolakan akan sia-sia jika pemerintah tetap memaksakan Ahok jadi Dirut Pertamina. Tapi itulah gaya pemerintah. Tidak mau mendengar aspirasi warga negaranya yang menolak Ahok," jelasnya.
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menuturkan, pertemuan antara Erick Thohir dan Ahok memang demi mengajak mantan Gubernur DKI Jakarta itu, untuk bergabung di BUMN.
"Kita minta Pak Ahok untuk bergabunglah di BUMN. Di salah satu BUMN. Jadi untuk bantu kita lah," ujar Arya kepada Tribunews, Rabu (13/11/2019).
Arya masih belum dapat memastikan Ahok akan mengisi posisi di BUMN bidang tertentu. Isu beredar Ahok akan mengisi posisi sebagai bos Pertamina.
"Kita sudah tawarkan lah pasti, di bidang apa yang bisa beliau lakukan," imbuh Arya.
Arya juga belum dapat memastikan kapan Ahok akan duduk sebagai bos BUMN. Sebab, harus melalui prosedural terlebih dahulu. Yang pasti Ahok sudah menerima tawaran tersebut. "Pak Ahok sudah menerima," tutur Arya.