Klarifikasi Dugaan Penistaan Agama, Sukmawati Soekarnoputri: Saya Merasa Dirugikan
Sukmawati Soekarnoputri membantah dirinya telah menistakan agama Islam dalam pidatonya,justru merasa sangat dirugikan oleh media online.
Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Putri Presiden pertama Indonesia Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri membantah dirinya telah menistakan agama Islam dalam pidatonya pada acara Hari Pahlawan Nasional.
Sukmawati Soekarnoputri, mengklarifikasi bahwa aduan dugaan penistaan agama dirinya berawal dari pernyataannya yang diubah dalam suatu artikel media online.
Mengenai kejadian tersebut, Sukmawati justru merasa sangat dirugikan oleh media online.
"Saya merasa sangat dirugikan oleh media online yang mempunyai pemikiran usil, tangan-tangan jahil untuk merubah kata-kata saya dan juga mengedit kata-kata saya," ujarnya, dilansir dari kanal Youtube KompasTV, Senin (18/11/2019).
Baca: Gus Mus Angkat Bicara Soal Sukmawati Soekarnoputri Bandingkan Soekarno dengan Nabi Muhammad
Sukmawati menjelaskan bahwa ucapannya saat memberikan pidato tersebut diedit oleh salah satu media online.
"Itu yang diedit adalah kata-kata saya, kalimat saya yang kemudian dieditnya menjadi mana lebih bagus Al- Quran dengan Pancasila, padahal itu bukan ucapan saya yang demikian itu sebelumnya ada," pungkas Sukmawati.
Menurutnya, hal seperti itu mengecohkan semua masyarakat Indonesia seolah-olah benar yang Sukmawati ucapkan.
Sukmawati memberikan penjelasan dalam pidatonya pada acara diskusi terkait nasionalisme dan tangkal radikalisme yang memeringati Hari Pahlawan Nasional tersebut mengutip dari perekrut calon-calon radikalis dan teroris.
Baca: Dugaan Penistaan Agama, Sukmawati: Saya Mohon Maaf kepada Kadiv Humas Polri
"Saya bercerita bahwa saya mendapatkan info, kalau cara untuk merekrut radikalis atau teroris itu salah satu pertanyaannya demikian mana lebih bagus Al-Quran sama Pancasila," ujarnya.
Sukmawati kembali menegaskan, dirinya bukanlah yang mengarang dari pertanyaan tersebut.
Seperti judulnya pada acara hari Pahlawan Naionalisme yakni bangkitkan nasionalisme, menangkal radikalisme, dan memberantas terorisme, ia mengungkapkan sebagai narasumber harus memberikan materi yang sesuai.
"Jadi saya cerita sejarah, nasionalisme Indonesia kan memang mulai bangkit mulai ada awal abad 20, itu sudah menjadi tren gitu ya nasionalisme, karena sebelum abad itu belum ada ideologi nasionalisme," jelasnya.
Baca: Sukmawati Soekarnoputri: Tangan-tangan Jahil Mengubah Kata-kata Saya dan Diedit
Ia juga menegaskan bahwa dirinya ahli dalam menceritakan sejarah Indonesia.
Sukmawati kembali dilaporkan polisi atas dugaan penistaan agama karena dianggap membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden pertama Ir Soekarno lalu Al-Quran dengan Pancasila.
Pihak pelapor menyatakan bahwa pernyataan Sukmawati bukan lagi khilaf karena pernyataan ini adalah peryataan kedua yang menyinggung umat Islam.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.